Enam Lembaga Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia membentuk tim independen untuk menyelidiki peristiwa unjuk rasa dan kerusuhan yang terjadi di Jakarta dan sejumlah daerah pada akhir Agustus dan awal September 2025. Tim ini terdiri dari beberapa lembaga seperti Komnas HAM, Komnas Perempuan, Ombudsman RI, LPSK, KPAI, dan KND. Ketua Komnas HAM, Anis Hidayah, menjelaskan bahwa tujuan pembentukan tim adalah untuk mencari fakta, menyusun laporan komprehensif, dan mengadvokasi kebenaran, keadilan, dan pemulihan bagi para korban.
Ruang lingkup kerja tim independen mencakup pemantauan peristiwa unjuk rasa dan kerusuhan, evaluasi dampak peristiwa tersebut, identifikasi pelaku di balik kerusuhan, dan pencarian orang yang hilang. Tim ini akan bekerja secara objektif, imparsial, dan partisipatif, serta menerima masukan informasi dari berbagai sumber untuk memperkaya data. Hasil temuan dan rekomendasi tim akan dilaporkan kepada Presiden dan DPR RI untuk tindak lanjut.
Meskipun tidak ada tenggat waktu tertentu, tim independen lembaga nasional HAM akan bekerja dengan efektif dan efisien. Tujuannya bukan hanya menjawab luka hari ini, tetapi juga melakukan perlindungan terhadap hak asasi manusia, termasuk perempuan, anak-anak, dan penyandang disabilitas. Tim ini merupakan inisiatif dari lembaga HAM tanpa instruksi dari pemerintah, dan bertujuan untuk menegakkan keadilan dan kebenaran dalam menghadapi peristiwa unjuk rasa dan kerusuhan tersebut.
