Pelajar yang ikut demo menolak tunjangan fantastis DPR di kawasan Senayan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, ternyata datang karena ajakan viral di media sosial. Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi, banyak pelajar datang hanya untuk menonton, dan polisi menyesalkan keterlibatan mereka. Orang tua diimbau untuk lebih memantau anak-anak mereka agar tidak mudah terprovokasi oleh ajakan liar di media sosial.
Dalam demo tersebut, massa pelajar bergerak dari arah Palmerah sedangkan kelompok mahasiswa masih berorasi dengan tertib di depan Gerbang Pancasila. Namun, sejumlah pelajar melakukan aksi anarkistis yang memaksa polisi menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Akibatnya, beberapa pelajar panik dan berlarian ke arah Stasiun Palmerah, dan beberapa di antaranya diamankan oleh polisi.
Demo menolak tunjangan fantastis anggota DPR pada Senin, 25 Agustus 2025, kembali memanas setelah massa terpaksa dipukul mundur dari depan hingga ke belakang DPR/MPR RI. Keseluruhan kejadian ini menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih ketat terhadap pelajar untuk mencegah keterlibatan mereka dalam aksi-aksi yang tidak terkontrol seperti demo ini.