Red Bull Racing musim ini menunjukkan kinerja yang luar biasa dengan mobil RB21-nya. Meskipun Isack Hadjar masuk dengan ganas, mobil Racing Bulls terbukti lebih mudah dikendarai oleh pembalap. Yuki Tsunoda juga tampil impresif, sementara Liam Lawson menunjukkan peningkatan signifikan setelah didepak dari Red Bull. Manajer tim Alan Permane mengakui memiliki mobil yang ramah pengguna telah menjadi fokus utama tim. Dengan mencapai kepercayaan diri setelah kompetisi di Bahrain, Racing Bulls memastikan mobilnya mudah dikendalikan dan optimal untuk para pembalap.
Pertanyaan muncul mengapa Verstappen belum mencoba mobil Racing Bulls. Terlepas dari tujuan tim untuk memastikan hubungan yang tajam antara tim A dan B, uji coba kendaraan dapat memberikan wawasan teknis yang berharga. Namun, potensinya menjadi sensitif dengan rival membuat tim Red Bull dan lainnya ragu. Diskusi di konferensi pers Hungaria juga menyoroti perlunya pemantauan yang ketat terhadap independensi tim A dan B. Meskipun konsep teoretis Verstappen menguji Racing Bulls menarik, fokus utama tim saat ini adalah pada regulasi 2026.
Bos tim Red Bull, Laurent Mekies, menegaskan perbedaan besar antara kedua mobil tersebut. Dengan fokus pada pengembangan mobil dan batasan anggaran, pengetahuan yang diperoleh dari pengujian tidak lagi dapat diterapkan pada RB21. Dengan demikian, meningkatkan kinerja RB21 menjadi prioritas tim, sambil tetap memperhatikan kepatuhan terhadap peraturan dan persaingan tim yang adil. Sebagai kesimpulan, penting untuk memahami bahwa belajar dari pengujian mobil dapat membawa manfaat, tetapi dengan batasan waktu dan anggaran, pengembangan mobil diarahkan pada permintaan masa depan, dengan berfokus pada regulasi baru 2026 yang akan datang.