Sebuah video viral di media sosial menunjukkan sekelompok penagih utang (debt collector) yang melakukan aksi perampasan kendaraan di area Stasiun Whoosh Halim, Makasar, Jakarta Timur. Informasi dari keterangan saksi mengungkapkan adanya selisih paham karena korban menolak memberikan kendaraan yang hendak ditarik oleh debt collector. Kapolsek Makasar, Kompol Sumardi, menyatakan bahwa pihak kepolisian belum menerima laporan resmi terkait insiden perselisihan tersebut. Belum ada laporan dari pihak yang merasa dirugikan terkait peristiwa yang terjadi pada Kamis (12/6) lalu.
Sebelumnya, video perselisihan antara sejumlah orang diduga debt collector dengan pemilik kendaraan viral di akun Instagram @infojaksel.id. Dalam video tersebut, terlihat penagih utang melakukan pemaksaan untuk mengambil kendaraan dan diduga melakukan pemerasan terhadap korban dengan jumlah dana yang signifikan. Setelah kendaraan ditarik paksa, para pelaku diduga memeras korban dengan jumlah uang tunai dan transfer. Perseteruan tersebut berakhir setelah campur tangan petugas keamanan Stasiun Whoosh dan seorang anggota TNI di lokasi kejadian.
Kabar ini memuat insiden kontroversial yang melibatkan aksi premanisme berkedok debt collector dan menyoroti aksi kekerasan dalam penagihan utang. Situasi ini mencuatkan isu-isu mengenai keamanan dan perlindungan konsumen terhadap praktik penagihan utang yang tidak etis. Polda Metro Jaya juga telah menetapkan tujuh tersangka dalam kasus yang melibatkan debt collector. Semua pihak diharapkan untuk menghindari tindakan perampasan kendaraan dan menyelesaikan perselisihan secara damai tanpa melibatkan kekerasan.
