Tantangan dan Peluang Menuju Kemandirian Antariksa Indonesia

by -31 Views

Bappenas, atau Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, FISIP UI, dan Kemandirian Antariksa menjadi topik utama dalam diskusi publik yang diadakan oleh Center for International Relations Studies, Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik (CIReS LPPSP) Universitas Indonesia. Acara ini berlangsung di Auditorium Juwono Sudarsono, FISIP UI pada Selasa lalu.

Dalam sambutannya, Prof. Semiarto Aji Purwanto, Dekan FISIP UI, mengungkapkan apresiasi terhadap inisiatif CIReS FISIP UI dalam menyelenggarakan seminar mengenai Kemandirian Antariksa. Menurut beliau, kemandirian antariksa penting untuk menjaga kedaulatan dalam persaingan global yang semakin intens. Negara-negara besar saat ini berlomba-lomba mengembangkan teknologi satelit dan misi luar angkasa, sehingga Indonesia tidak boleh tertinggal dalam hal ini. Oleh karena itu, FISIP UI berkomitmen untuk mendukung penguatan kapasitas Indonesia di bidang strategis, termasuk antariksa.

Prof. Thomas Djamaluddin, Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Antariksa (PRA) Badan Riset dan Inovasi Nasional, dalam perannya sebagai keynote speaker, menjelaskan tentang bagaimana Indonesia dapat mencapai kemandirian antariksa di tengah rivalitas global. Indonesia memiliki kebijakan dan program antariksa nasional yang bertujuan untuk mewujudkan kemandirian, kemajuan, dan keberlanjutan dalam bidang antariksa. Kemandirian tersebut diharapkan dapat tercipta melalui penguatan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan teknologi penerbangan dan antariksa, serta peluncuran wahana antariksa melalui pembangunan bandar antariksa di wilayah Indonesia.

Menurut Prof. Thomas, tantangan utama bagi Indonesia dalam bidang antariksa adalah keberlanjutan, ekonomi, dan keamanan. Indonesia memiliki cita-cita untuk tumbuh sebagai industri aeronautika, industri satelit, serta mengembangkan Earth Observation System (EOS) untuk keperluan telekomunikasi, navigasi, pemetaan tata ruang, dan pengawasan lingkungan. Kemajuan teknologi antariksa saat ini menjadi faktor penentu dalam menentukan kekuatan dan kedaulatan suatu negara di era global.

Asra Virgianita, Ph.D., sebagai Wakil Direktur Center for International Relations Studies, CIReS LPPSP FISIP UI, menekankan pentingnya prioritaskan pendapatan ekonomi dari pembangunan antariksa. Namun, harus diingat juga bahwa pembangunan antariksa harus inklusif dan membawa manfaat bagi semua negara, tidak hanya untuk negara-negara maju saja. Hal ini untuk menghindari terjadinya ketimpangan antara negara-negara di Selatan Global dengan negara-negara maju di bidang antariksa.

Dalam konteks ini, penting bagi Indonesia untuk melakukan diplomasi antariksa agar dapat memperkuat posisinya di tingkat regional dan global. Prof. Dr. Fredy B. L. Tobing, Guru Besar Ilmu Hubungan Internasional UI, menegaskan bahwa Indonesia harus meningkatkan kemampuannya di bidang IPTEK dan antariksa agar tidak tertinggal dalam persaingan global. Indonesia juga harus memperjelas agenda setting dalam pengembangan ruang antariksa supaya tidak terjebak dalam status “third tier countries” yang hanya memiliki kebijakan dan investasi tanpa teknologi canggih dan fasilitas peluncuran yang memadai.

Sumber: FISIP UI Bahas Kemandirian Antariksa Indonesia Dan RUU Ruang Udara Dalam Sorotan Global
Sumber: FISIP UI Mengadakan Diskusi Publik Kemandirian Antariksa Indonesia Di Tengah Rivalitas Global