Pesatnya kemajuan teknologi global, didorong oleh privatisasi dan persaingan geopolitik yang semakin meningkat di bidang antariksa, menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk merumuskan strategi nasional yang fokus pada kemandirian antariksa. Diskusi “Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia di Tengah Rivalitas Global” yang diadakan oleh Center for International Relations Studies (CIReS), Lembaga Penelitian dan Pengembangan Sosial dan Politik (LPPSP), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) menyoroti kompleksitas dan kegentingan agenda nasional antariksa di era revolusi industri 4.0. Kemandirian antariksa menjadi poin utama yang harus dijaga dan diperkuat oleh Indonesia.
Diskusi di Auditorium Juwono Sudarsono FISIP UI Depok, dibuka oleh Prof. Semiarto Aji Sumiarto, Dekan FISIP Universitas Indonesia, yang menekankan bahwa kemandirian antariksa bukan lagi pilihan, tetapi keharusan untuk memastikan kedaulatan Indonesia di tengah persaingan global yang semakin intensif. Menurutnya, tantangan ini membutuhkan kerja sama lintas sektor untuk mencapai kemandirian antariksa yang sesungguhnya.
Diskusi yang dipandu oleh Vahd Nabyl Achmad Mulachela, S.IP., M.A., Plt. Kepala Pusat Strategi Kebijakan Multilateral di Kementerian Luar Negeri RI, menyuarakan pentingnya teknologi antariksa sebagai kunci untuk mempertahankan kedaulatan bangsa di masa depan. Indonesia sebagai negara dengan sejarah panjang dalam eksplorasi antariksa, kini perlu bergerak lebih cepat dalam memperkuat program antariksa dan meningkatkan daya saing global. Kemandirian antariksa menjadi landasan penting bagi Indonesia untuk tetap relevan di kancah antariksa internasional.
Pemikiran yang sama juga diutarakan oleh Marsekal TNI (Purn.) Chappy Hakim, yang menekankan bahwa ruang antariksa tidak boleh diabaikan sebagai domain strategis yang memiliki dampak langsung terhadap pertahanan dan keamanan nasional. Indonesia perlu beralih dari menjadi pengguna pasif menjadi negara yang aktif dan mandiri dalam mengelola program antariksa. Melalui Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional, Indonesia dapat meningkatkan kolaborasi lintas sektor dan memperkuat posisinya di dunia antariksa.
Dari perspektif Asosiasi Antariksa Indonesia, Anggarini S., M.B.A., menyampaikan perlunya Indonesia untuk membangun ekosistem antariksa yang lengkap dan mandiri, mulai dari produksi hingga analisis data. Kolaborasi dengan pemangku kepentingan internasional dan penguatan start-up lokal akan memperkuat posisi Indonesia dalam ekonomi antariksa global. Kemandirian antariksa menjadi kunci bagi Indonesia untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Dr. Dave Laksono, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, menegaskan perlunya Indonesia untuk membangun kapasitas teknologi dan regulasi yang kuat dalam menghadapi persaingan antariksa global. Indonesia harus bergerak maju dan tidak hanya menjadi pasar bagi layanan antariksa asing. Penguatan lembaga dan peningkatan investasi dalam riset dan pengembangan menjadi langkah penting untuk mencapai kemandirian antariksa yang diinginkan.
Dalam kerangka RPJPN 2025–2045, Yusuf Suryanto, S.T., M.Sc., Direktur Transmisi, Ketenagalistrikan, Kedirgantaraan, dan Antariksa di Kementerian PPN/Bappenas, menyoroti pentingnya kerjasama lintas sektor dan keberpihakan fiskal yang jelas dalam mengembangkan sektor antariksa Indonesia. Tanpa kerja sama yang solid, Indonesia akan kesulitan bersaing dalam ekonomi antariksa global dan terus tertinggal dari negara-negara tetangga.
Prof. Dr. Fredy B.L. Tobing, Guru Besar FISIP UI, menegaskan bahwa Indonesia harus segera mengambil langkah konkret dalam memperkuat posisinya di dunia antariksa. Dengan memperjelas agenda setting nasional dan mengintegrasikan antariksa dalam diplomasi luar negeri, Indonesia dapat membangun posisi yang kuat dan mandiri di kancah antariksa internasional. Kemandirian antariksa menjadi fondasi bagi Indonesia untuk meningkatkan peran dan pengaruhnya secara global.
Dalam penutup diskusi, Asra Virgianita, Ph.D., Wakil Direktur CIReS FISIP UI, menekankan pentingnya Indonesia untuk memperhatikan ketimpangan global yang terjadi di bidang antariksa. Kolonialisme baru dan eksploitasi yang terjadi dapat merugikan Indonesia jika tidak diantisipasi dengan kebijakan yang berpihak pada keadilan sosial. Kemandirian antariksa menjadi landasan bagi upaya Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan nasional yang adil dan berkelanjutan dalam persaingan antariksa global.
Sumber: Strategi Kemandirian Antariksa Indonesia Dan Peran RUU Pengelolaan Ruang Udara Nasional Di Tengah Rivalitas Global
Sumber: Mewujudkan Kemandirian Antariksa Indonesia Di Tengah Rivalitas Global