David Held, seorang akademisi terkemuka dalam bidang ilmu politik, menggambarkan tantangan demokrasi yang dihadapi oleh negara-negara di dunia saat ini. Dalam artikelnya, ia menjelaskan bagaimana globalisasi telah mengubah paradigma demokrasi tradisional dan meningkatkan kompleksitas hubungan antara negara. Globalisasi ekonomi, menurut Held, telah menyebabkan ketidakefektifan demokrasi dalam mengatasi masalah sosial dan ekonomi yang semakin kompleks.
Sikap negara dalam mengutamakan kepentingan ekonomi seringkali menyebabkan penyimpangan terhadap hak asasi manusia dan hak warga negara lainnya. Banyak negara lebih memilih untuk mendukung perusahaan multinasional demi investasi daripada memastikan kesejahteraan dan partisipasi warga negara dalam pembangunan. Tren penurunan kualitas demokrasi juga terlihat secara global, dengan Indonesia sendiri dikategorikan sebagai ‘demokrasi yang cacat’.
Berbagai kelompok sarjana memiliki pandangan yang berbeda-beda terkait globalisasi. Ada yang memandang globalisasi sebagai kesempatan untuk transformasi sosial dan politik, namun ada pula yang skeptis terhadap manfaat yang didapat dari fenomena ini. David Held sendiri menawarkan konsep pemerintahan kosmopolitan sebagai upaya untuk mengakomodasi kompleksitas hubungan global dalam sebuah kerangka demokrasi yang inklusif dan transparan.
Dengan demikian, penting untuk melihat dampak globalisasi terhadap sistem demokrasi di berbagai negara. Perubahan lingkungan politik dan ekonomi global menuntut adanya adaptasi dalam prinsip-prinsip demokrasi yang berlaku, sehingga mampu menjawab tantangan yang semakin kompleks di era globalisasi saat ini. Melalui pemikiran yang kritis dan progresif, diharapkan demokrasi dapat tetap relevan dan efektif dalam konteks global yang terus berubah.