Israel’s Defense Minister Urges Netanyahu to Approve Egypt’s Ceasefire Proposal with Hamas

by -7684 Views

Kamis, 24 Oktober 2024 – 16:32 WIB

Tel Aviv, VIVA – Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menyetujui proposal yang diajukan Mesir untuk pertukaran sandera dan gencatan senjata di Gaza.

Baca Juga :

Waspada Penuh, Hamas Takkan Bongkar Identitas Pemimpin Barunya

Lembaga penyiaran publik KAN melaporkan, Gallant mengatakan dalam pertemuan Kabinet bahwa kesepakatan dengan kelompok Palestina Hamas akan menguntungkan dan harus disetujui sebagai kesempatan untuk membawa kembali sandera yang ditahan di Gaza.

Melansir dari Anadolu Ajansi, Kamis, 24 Oktober 2024, Gallant secara pribadi mendesak Netanyahu untuk menyetujui kesepakatan itu.

Baca Juga :

Pertumbuhan Ekonomi Israel Anjlok gara-gara Perang dan Melambat hingga 2029, Menurut IMF

VIVA Militer: Pasukan Hamas Palestina

VIVA Militer: Pasukan Hamas Palestina

Dalam pertemuan itu, Gallant mengatakan, “Kita harus membawa kembali para sandera. Saya tidak membicarakan hal ini secara terbuka untuk menghindari peningkatan biaya kesepakatan, namun hal itu harus disetujui.”

Baca Juga :

Hizbullah Konfirmasi Kematian Hashem Safieddine Sang Penerus Hassan Nasrallah

Pernyataan Gallant pun didukung oleh anggota Kabinet lainnya, meski Netanyahu menyatakan keberatannya, tanpa klarifikasi lebih lanjut.

Sebelumnya, Gallant mengatakan rencana serangan darat terhadap kota Rafah di Jalur Gaza selatan akan segera terjadi.

“Kami mengamati tanda-tanda mengkhawatirkan bahwa Hamas tidak berniat mencapai kesepakatan dengan kami,” kata Gallant kepada pasukan militer di Koridor Netzarim di Gaza tengah.

“Ini berarti operasi di Rafah sudah dekat,” sebutnya.

VIVA Militer: Menteri Pertahanan Israel, Mayor Jenderal Yoav Gallant

VIVA Militer: Menteri Pertahanan Israel, Mayor Jenderal Yoav Gallant

Meski mendapat tentangan internasional, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk menyerang Rafah, rumah bagi lebih dari 1,4 juta pengungsi Palestina, tujuan Netanyahu adalah untuk mengalahkan batalion Hamas yang tersisa.

Sebagai informasi, Rafah adalah wilayah terakhir yang tersisa di Jalur Gaza, di mana Israel belum secara resmi mengumumkan masuknya pasukannya untuk melanjutkan serangan gencar terhadap warga Palestina.

Hamas, yang diyakini menyandera lebih dari 130 orang Israel, mengadakan pembicaraan di Mesir pada Sabtu lalu, 19 Oktober 2024, untuk gencatan senjata di Gaza dan pertukaran sandera dengan Israel.

Halaman Selanjutnya

Sebelumnya, Gallant mengatakan rencana serangan darat terhadap kota Rafah di Jalur Gaza selatan akan segera terjadi.

Halaman Selanjutnya