Daftar Pemimpin Negara yang Berlatar Belakang Militer, Ada yang dari Indonesia?

by -311 Views

Rabu, 20 Maret 2024 – 05:17 WIB

Banyak pemimpin negara di seluruh dunia memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ada pemimpin negara yang dulunya merupakan seorang pebisnis, ada juga yang dari awal sudah menjadi politikus andal, hingga pemimpin negara yang mempunyai latar belakang di bidang militer.

Dalam artikel ini akan membahas beberapa tokoh pemimpin negara yang memiliki latar belakang militer. Beberapa di antaranya bahkan pernah menjadi letnan dan jenderal dalam militer.

Pemimpin Indonesia termasuk dalam daftar ini. Sebelum dilantik menjadi Presiden kedua Republik Indonesia pada 12 Maret 1967, Soeharto terlebih dahulu terlibat dalam dunia militer.

Soeharto sempat bersekolah di sekolah militer di Gombong, Jawa Tengah. Dia berhasil menyelesaikan kursus dasar selama enam bulan. Ia dinobatkan sebagai lulusan terbaik dan diberi pangkat kopral.

Pada tahun 1965, pria yang dikenal sebagai The Smiling General masuk ke dunia politik. Pada saat itu, Sidang Istimewa MPRS sedang berlangsung yang akhirnya menunjuk Soeharto sebagai Presiden pada Maret 1967 sebelum akhirnya dikukuhkan pada tahun 1968.

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), John F. Kennedy, juga sempat menjalani kehidupan militer. Pada dasarnya, presiden AS ke-35, yang juga dikenal sebagai JFK adalah seorang perwira angkatan laut. Pada tahun 1941, Kennedy bergabung dengan Angkatan Laut AS meskipun dia memiliki masalah punggung yang menghalanginya untuk bergabung.

Setelah menyelesaikan tugas militernya, Kennedy memulai karier politiknya. Dari tahun 1947 hingga 1953, ia menjadi perwakilan Partai Demokrat di distrik kongres ke-11 Massachusetts di DPR AS. Setelah itu, Kennedy menjabat sebagai Senat AS dan pada pemilu presiden AS tahun 1960 mengalahkan lawannya yang merupakan kandidat dari Partai Republik, Richard Nixon.

Adolf Hitler, diktator paling brutal selama pemerintahannya. Hitler memulai karir militernya sebagai kopral muda di tentara Bavarian. Hitler bertanggung jawab atas keputusan akhir mengenai hal-hal yang berkaitan dengan medan perang, termasuk rincian operasi militer, arah pasukan di lapangan, dan lainnya.

Muammar Khadafi, pemimpin Libya yang berkuasa selama 42 tahun, mengambil pendidikan di Akademi Militer Kerajaan di Benghazi sebelum berhasil menggulingkan monarki Libya. Khadafi terkenal berani melawan musuh internasionalnya dengan melakukan tindakan revolusioner termasuk mengancam posisi mata uang dolar sebagai mata uang utama di dunia.

Presiden Korea Selatan, Park Chung Hee, mendaftar ke Manchukuo Army Military Academy pada tahun 1938 dan menjadi tentara Jepang selama Perang Dunia II. Setelah kembali ke Korea, Park kembali belajar militer di Akademi Militer Korea dan akhirnya menjabat sebagai Kepala Staf Operasi Angkatan Darat Korea Selatan.