MAMI Memperkirakan Bank Indonesia Akan Menurunkan Suku Bunga Mengikuti The Fed

by -111 Views

Kamis, 18 Januari 2024 – 13:10 WIB

Jakarta – Manulife Asset Management Indonesia (MAMI) memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuannya mengikuti keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed. Suku bunga tahun ini diprediksi akan berada di 5,25-5,75 persen.

Chief Economist & Investment Strategist MAMI, Katrina Setiawan mengatakan, siklus penurunan suku bunga BI secara historis terjadi ketika suku bunga riil Indonesia mencapai 3 persen. “Jadi tinggal sedikit lagi, kita akan melihat bahwa BI akan menurunkan suku bunganya tergantung apa yang dilakukan oleh the Fed dan Bank Sentral lainnya,” ujar Katrina dalam konferensi pers Market Outlook Kamis, 18 Januari 2024.

Selain itu jelas Katrina, penurunan suku bunga BI akan dilakukan mempertimbangkan dinamika pergerakan nilai tukar rupiah dan arus dana investor asing. “Jadi untuk tahun ini kami memperkirakan BI akan menurunkan suku bunganya ini mengikuti apa yang dilakukan oleh the Fed. Sambil prioritas utamanya tetap menjaga nilai tukar rupiah,” jelasnya.

MAMI lanjut Katrina, memperkirakan bahwa suku bunga atau benchmark rate akan bergerak di antara 5,25 persen hingga 5,75 persen.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyebutkan bahwa ruang penurunan suku bunga BI Rate masih terbuka. Namun, untuk saat ini pihaknya masih bersabar karena mempertimbangkan beberapa hal. “Hari ini kita putuskan suku bunga BI Rate tetap, karena masih melihat on and off global tadi. Dan tentu saja dengan arah arah ke depan tentu saja ruang penurunan suku bunga BI Rate ke depan masih tetap akan ada,” ujar Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat Bank Indonesia, Jakarta Rabu, 17 Januari 2024.

Perry mengatakan, penurunan suku bunga itu dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria. Pertama, seberapa cepat mata uang rupiah akan menguat. Kedua, tetap terkendalinya inflasi inti dan juga inflasi pangan atau volatile food. Ketiga, BI akan melihat dari sisi dukungan kredit terhadap pembiayaan ekonomi. “Kesimpulannya kami tetap sabar, dan tetap masih akan sabar melihat kondisi dalam negeri dan global. Tentu saja ketidak sabaran itu akan tergantung dari bagaimana meredanya kondisi global, dan memastikan inflasi terkendali,” imbuhnya.