Islamic State Kembali Mengejar Gereja dengan Serangan Bom, Menewaskan 4 Orang

by -129 Views

Senin, 4 Desember 2023 – 02:35 WIB

VIVA Dunia – Ledakan hebat, yang diduga akibat bom, terjadi saat misa pagi Katolik diadakan di gimnasium universitas, menewaskan setidaknya empat orang dan melukai lebih dari 50 lainnya. Insiden itu terjadi pada hari Minggu di sebuah kota berpenduduk mayoritas Muslim di Filipina selatan, menurut pejabat setempat. Misa pagi sedang berlangsung di Universitas Negeri Mindanao di Kota Marawi, sebuah institusi milik negara, ketika ledakan terjadi dan menimbulkan kepanikan di kalangan siswa dan guru di barisan jamaah. Dampaknya menyebabkan korban berlumuran darah dan berserakan di tanah, kata saksi mata.

Saksi mata mengatakan bahwa tindakan tersebut jelas merupakan tindakan terorisme dan menolak anggapan bahwa ini hanyalah perseteruan pribadi. Dia mengatakan setidaknya dua orang yang terluka berada dalam kondisi kritis.

“Pecahan mortir 16 mm ditemukan di lokasi kejadian,” kata pejabat senior polisi Emmanuel Peralta pada konferensi pers kemudian. “Itu benar-benar tiba-tiba dan semua orang berlarian. Ketika saya melihat ke belakang saya, ada orang-orang yang tergeletak di lantai. Kami tidak tahu apa yang terjadi karena semuanya terjadi begitu cepat,” kata saksi mata bernama Chris Jurado.

Kelas-kelas ditangguhkan dan lebih banyak pasukan dikerahkan di seluruh universitas.

Kelompok yang memproklamirkan diri sebagai Negara Islam atau juga dikenal dengan ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, dan mengatakan melalui Telegram bahwa anggotanya lah yang telah meledakkan bom tersebut.

Menteri Pertahanan Gilberto Teodoro mengatakan ada “indikasi kuat adanya unsur asing” dalam pemboman tersebut. Presiden Ferdinand Marcos Jr mengutuk pemboman, yang sebelumnya bernama Twitter, dan menyebut serangan itu sebagai “tindakan paling keji dan tidak masuk akal yang dilakukan oleh teroris asing. Ekstremis yang melakukan kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah akan selalu dianggap sebagai musuh bagi masyarakat kita.”

Marawi adalah kota Muslim terbesar di negara itu dan dikepung oleh militan ISIS selama lima bulan pada tahun 2017.

Militer Filipina mengatakan bahwa mereka telah membunuh 11 militan, termasuk anggota Dawlah Islamiyah-Filipina, sebuah kelompok pro-ISIS, dalam operasi militer sehari sebelumnya di provinsi Maguindanao del Sur.