Cara Modifikasi Cuaca ‘Redam’ Hujan: Panduan Praktis

by -40 Views

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah meluncurkan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi curah hujan di wilayah Jabodetabek mulai 4 hingga 8 Maret. Langkah ini diambil guna mengatasi risiko banjir yang sering terjadi akibat bencana hidrometeorologi. OMC, juga dikenal sebagai Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), telah dikenal sejak tahun 1977 sebagai cara untuk mengatur hujan dengan lebih efisien. Ide ini muncul ketika Presiden Soeharto melihat keberhasilan pertanian di Thailand yang sangat terbantu oleh modifikasi cuaca. Dalam perkembangannya, pengaplikasian TMC semakin meluas sesuai kebutuhan untuk memitigasi bencana alam, termasuk banjir dan longsor.

Operasi Modifikasi Cuaca bertujuan untuk mengarahkan hujan pada daerah tertentu dengan memanfaatkan awan hujan yang ada di atmosfer. Dengan menebar garam ke dalam awan hujan, intensitas curah hujan di daerah target dapat dikendalikan. Namun, penting untuk diingat bahwa kendali atas hujan hanya bisa dilakukan dalam kondisi tertentu dan terbatas. Metode penyemaian garam ke dalam awan saat ini baru bisa diterapkan untuk mengisi waduk. Meskipun terdapat kelebihan dan kekurangan dari metode ini, pengembangan TMC tetap berlanjut demi meminimalkan risiko bencana akibat cuaca ekstrem.

Dalam konteks ini, BNPB terus melakukan upaya untuk meningkatkan pemahaman mengenai modifikasi cuaca dan penerapannya dalam penanggulangan bencana di Indonesia. Selain itu, metode seperti Ground Based Generator (GBG) juga menjadi alternatif yang sedang dikembangkan dalam memperbaiki infrastruktur dan mengurangi risiko banjir. Dengan demikian, OMC tidak hanya berfungsi dalam pengelolaan hujan, tetapi juga dalam menanggulangi dampak buruk dari cuaca ekstrem demi keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

Source link