Apakah Eks Pemain dan Pelatih Jadi Pundit Football?

by -45 Views

Pada suatu artikel opini yang ditulis oleh Yusuf Ibrahim, seorang Podcaster Penikmat Sepak bola, dia menyoroti fenomena di media sepak bola nasional terkait pengamat dan komentator yang bukan mantan pemain atau pelatih. Yusuf menaruh pertanyaan, mengapa pengamat dan komentator sepak bola di Indonesia cenderung bukan mantan pemain atau pelatih seperti di luar negeri. Berdasarkan pengalamannya selama 20 tahun di ANTV, Yusuf mengamati bahwa pada masa penyiaran ANTV 1994-2014, pengamat pertandingan sepak bola masih sedikit dan sebagian besar berasal dari wartawan senior sepak bola media cetak terkemuka.

Saat itu, siaran langsung sepak bola di televisi mulai mengundang beberapa mantan pemain dan pelatih sebagai pengamat maupun komentator. ANTV, bersama TV lainnya seperti TVRI, TPI, RCTI, dan lainnya, memberikan kesempatan luas bagi mantan pemain dan pelatih untuk berperan sebagai pengamat. Namun, kehadiran mantan pemain dan pelatih sebagai pengamat di media dan siaran sepak bola sekarang terbilang jarang. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti kesempatan yang terbatas, masalah waktu dan jarak, serta kemampuan bernarasi dan berkomunikasi yang kurang dijumpai pada mantan pemain dan pelatih.

Meskipun demikian, ada potensi besar bagi mantan pemain dan pelatih sebagai pengamat di media sepak bola. Misalnya, mantan pemain Primavera seperti Yeyen Tumena dan Indrianto, serta mantan pelatih futsal seperti Justin Lhaksana, berhasil membuktikan kemampuan mereka. Selain itu, di dunia internasional, banyak jurnalis dan analis sepak bola ternama seperti Jonathan Wilson, Michael Cox, dan Peter Drury yang bukan mantan pemain atau pelatih namun dihormati dalam dunia sepak bola.

Hal tersebut menunjukkan bahwa keberhasilan sebagai pengamat atau komentator sepak bola tidak hanya bergantung pada latar belakang mantan pemain atau pelatih, tetapi juga pada kemampuan analisis, penelitian, dan komunikasi yang baik. Oleh karena itu, bagi mantan pemain dan pelatih yang ingin menjadi pengamat atau komentator, penting untuk terus mengasah kemampuan bernarasi dan berkomunikasi serta memanfaatkan peluang yang tersedia. Dengan begitu, siapa pun, termasuk mereka yang bukan mantan pemain atau pelatih, berpotensi menjadi pengamat atau komentator sepak bola yang dihormati.