Wow! Ternyata 7 Negara yang Paling Dibenci di Dunia, Indonesia Termasuk?

by -528 Views

Kamis, 14 Desember 2023 – 00:17 WIB

Jakarta – Setiap manusia yang tinggal di berbagai belahan dunia pasti akan memiliki pandangan khusus mengenai negara lain. Pandangan ini biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor yang memungkinkan, seperti tindakan pemerintah atau militer suatu negara sampai budaya dan agama yang dominan atau bahkan perilaku wisatawannya.

Pandangan yang dimaksud juga bisa berupa positif maupun negatif. Beberapa negara pada umumnya disukai di seluruh dunia, beberapa diterima begitu saja tapi ada beberapa yang secara aktif tidak disukai dan bahkan dibenci. Namun, negara yang paling dibenci ini bervariasi ketika seseorang bepergian ke seluruh dunia.

Melansir dari laman World Population Review, Rabu, 13 Desember 2023, meskipun tidak ada daftar definitif berbasis data dari negara-negara yang paling dibenci di dunia tersebut, tapi dengan menggabungkan laporan serta survei opini publik mengenai subjek dari seluruh dunia, tren tersebut justru muncul. Nah, berikut ulasan mengenai negara yang paling dibenci di dunia.

Banyak yang merasa tidak suka terhadap Rusia, dianggap sebagai negara yang kontroversial di mata dunia. Meski begitu, tampaknya pemerintahan Rusia, di bawah kepemimpinan Presiden Vladimir Putin, tak terlalu terpengaruh oleh reputasi negatif tersebut. Upaya untuk menggabungkan kembali bekas republik Soviet menjadi satu negara terus dilakukan.

Salah satu contoh yang paling mencolok adalah invasi ke Ukraina sejak tahun 2022. Selain itu, Amerika Serikat, dalam konteks ini, memiliki ketidaksukaan yang kuat terhadap Rusia,. Hal ini lantaran terjadinya Perang Dingin, perlombaan senjata nuklir, dan intervensi dalam pemilihan presiden 2016.

China mendapat sentimen negatif di berbagai penjuru dunia, dikenal sebagai salah satu negara yang kontroversial. Meskipun tidak imperialistik Rusia, China dianggap memiliki rezim yang otoriter, bahkan lebih menindas dan mengontrol. Kritik terhadap pemerintah China mencakup peran besar sebagai pencemar dan penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Penolakan terhadap kemerdekaan bagi Hong Kong, Taiwan, dan Makau, serta intervensi terhadap usaha Taiwan untuk mendirikan kedaulatan politik dan bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, semakin memperburuk citra negara ini.

Keberadaan Amerika Serikat di daftar negara “paling dibenci” mungkin mengejutkan banyak warga AS, namun pandangan ini tidak begitu mencengangkan di berbagai belahan Asia dan Eropa. Seperti China dan Rusia, AS mendapat kritik utama karena kecenderungannya untuk bertindak berlebihan dalam berbagai aspek. Intervensi militer di berbagai negara, terutama Vietnam, Panama, Afghanistan, dan Irak serta politik yang dianggap memberikan preferensi politis, terkadang dianggap sebagai bentuk penindasan terhadap negara-negara lain.

Korea Utara meraih ketidaksetujuan besar karena pemerintahan yang otoriter dan kebijakan internasional yang agresif. Dipimpin oleh diktator generasi ketiga Kim Jong-un, negara ini menjaga kendali ketat terhadap kehidupan warganya. Akibatnya, hal tersebut memunculkan catatan hak asasi manusia yang sangat buruk. Kontrol penuh atas media, akses terbatas ke internet, dan komunikasi internasional yang terhambat semakin memperparah pandangan negatif terhadap Korea Utara.

Sebagai satu-satunya negara mayoritas Yahudi di dunia, Israel terlibat dalam sengketa wilayah dengan Palestina, yang menyebabkan ketidaksetujuan banyak Muslim di seluruh dunia. Israel juga sering disorot karena diduga memanfaatkan dukungan utama dari Amerika Serikat. Kedua negara yang bersekutu ini memiliki perilaku yang dianggap tidak etis. Kritik melibatkan penanganan permukiman di wilayah Palestina, perlakuan terhadap pengungsi Palestina, dugaan genosida, dan program senjata nuklir yang dianggap rahasia.

Pakistan mendapat ketidaksetujuan karena beberapa alasan, termasuk statusnya sebagai negara Timur Tengah dengan akses ke senjata nuklir. Dicurigai sebagai tempat surga bagi kelompok teroris seperti Taliban dan Al-Qaeda, negara ini terlibat dalam berbagai serangan dan pengeboman. Sistem hukum yang minim pertanggungjawaban atas pelanggaran hak asasi manusia dan tindakan keras terhadap perempuan serta minoritas seperti minoritas agama, individu transgender, dan LGBTQ+ semakin menambah citra negatifnya.

Jerman terus diingatkan oleh sejarah kelamnya selama masa pemerintahan Nazi di bawah Adolf Hitler. Tindakan kekerasan dan penjajahan terhadap negara-negara lain membawa kenangan pahit bagi banyak penduduk dunia. Meskipun telah berubah dan berkembang, sejarah tersebut masih meninggalkan bekas dalam persepsi global terhadap Jerman.