Mohammed Ben Sulayem, Presiden FIA sejak Desember 2021, telah mengumumkan pencalonan dirinya untuk masa jabatan kedua sebagai pemimpin badan olahraga motor dunia. Pemilihan akan berlangsung pada 12 Desember di Tashkent, Uzbekistan, dalam Sidang Umum FIA. Mantan pereli Emirat ini meluncurkan kampanye ‘FIA Untuk Anggota’ dengan slogan ‘Banyak yang telah dilakukan. Masih banyak yang harus dilakukan’, yang menegaskan kembali keinginan untuk menyelesaikan reformasi yang telah dimulai dan melanjutkan jalan yang telah ditempuh sejauh ini. Presiden yang akan keluar telah menguraikan bagian dari tim yang akan digunakannya untuk mencoba terpilih kembali, mengukuhkan Carmelo Sanz de Barros sebagai presiden Senat FIA, Tim Shearman sebagai wakil presiden untuk mobilitas dan pariwisata, dan Malcolm Wilson sebagai wakil presiden untuk olahraga.
Wakil presiden untuk olahraga telah ditunjuk, satu untuk setiap area makro geografis, dengan dua perwakilan dari Eropa. Namun, surat dukungan untuk presiden FIA saat ini kurang mendapat dukungan dari klub-klub Eropa, sementara klub-klub Amerika, Asia, Afrika Utara, dan Timur Tengah telah menyatakan dukungan mereka. Dalam programnya jika terpilih kembali, Ben Sulayem ingin menekankan pencapaian yang telah diraih sejauh ini, terutama di bidang ekonomi, berkat reorganisasi yang signifikan. Setelah bertahun-tahun merugi, FIA mengakhiri 2024 dengan laba operasional sebesar 4,7 juta euro (sekira Rp90,5 miliar), dibandingkan dengan defisit 24 juta euro pada 2021. Pendapatan meningkat 17 persen menjadi 182 juta euro.
Dalam programnya untuk masa jabatan berikutnya, Mohammed Ben Sulayem mencurahkan ruang yang cukup untuk pengembangan motorsport akar rumput dan pertumbuhan global dari berbagai disiplin di bawah payung FIA. Digitalisasi akan menjadi elemen utama: sistem dan platform baru akan tersedia bagi klub-klub anggota untuk membantu mereka mengelola kegiatan motorsport nasional mereka secara lebih efisien. Pada saat yang sama, FIA bertujuan untuk berekspansi ke pasar-pasar baru dengan menegosiasikan perjanjian dengan para promotor yang menjamin posisi yang lebih solid dan strategis.
Pesaingnya untuk kursi presiden adalah Tim Mayer dari Amerika Serikat, yang mengumumkan pencalonannya pada akhir pekan Grand Prix Inggris, dengan mempresentasikan proyek ‘FIA Forward’. Salah satu poin utama dari kampanye Mayer adalah transparansi, sebuah isu yang memiliki relevansi khusus mengingat kontroversi yang muncul selama masa kepresidenan Ben Sulayem. Dengan berbagai langkah strategis dan visi yang jelas, FIA siap memasuki babak baru di bawah kepemimpinan yang mewakili kepentingan olahraga motor secara global.