Pemerintah, melalui Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, bersikap tegas dalam tekad mencapai nol kemiskinan ekstrem di Indonesia. Dalam sebuah dialog terbuka bertajuk ‘Membangun Ekosistem Pemberdayaan Masyarakat Desa: Kolaborasi Pemerintah, Akademisi, dan Pesantren Menuju Nol Kemiskinan’ di Gedung Rektorat Lt. 4, Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Cak Imin menekankan pentingnya kerjasama nyata antara berbagai elemen untuk mencapai tujuan tersebut. Pemerintah RI menggarisbawahi komitmennya untuk menghapuskemiskinan ekstrem, dan percaya bahwa kolaborasi antar pemerintah, akademisi, dan pesantren adalah kunci keberhasilan. Menyusul pernyataan tersebut, Prof. Abdul Haris, Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu Kemenko Pemberdayaan Masyarakat, menegaskan pentingnya sinergi lembaga dalam membangun desa yang tangguh secara ekonomi. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, akademisi, dan pesantren, diharapkan dapat mempercepat upaya pengentasan kemiskinan dan menciptakan desa yang mandiri. Kolaborasi antara ketiga elemen tersebut diyakini sebagai kunci dalam menghadapi tantangan pembangunan di tingkat desa. Prof. Nizar, Rektor UIN Walisongo Semarang, menyambut baik inisiatif kolaboratif tersebut, sambil menekankan pentingnya pendidikan dalam pemberdayaan masyarakat. Institusi pendidikan, terutama yang berkaitan dengan pesantren, dianggap memiliki peran vital dalam menanggapi kebutuhan pembangunan desa. Melalui dialog terbuka ini, diharapkan akan muncul gagasan konkret yang dapat mempercepat pencapaian nol kemiskinan, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 8 Tahun 2025.
Misi 0 Kemiskinan Ekstrem di RI 2026: Langkah Menuju Kesejahteraan
