Program Makan Bergizi Gratis (MBG) era Presiden Prabowo Subianto diperkenalkan sebagai bagian dari upaya pemerintah untuk membentuk generasi emas 2045. Program tersebut mendapat sorotan positif dari berbagai pihak, termasuk organisasi Future Farmers of Indonesia (FFI) yang bertujuan melatih generasi muda menjadi pemimpin masa depan di sektor pangan. FFI merilis daftar menu terbaik dari program MBG yang disajikan di sekitar 50 Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) dalam rentang waktu tertentu.
Menurut FFI, selain aspek kandungan gizi, keberagaman menu dan respons positif dari siswa juga menjadi pertimbangan penting dalam mengevaluasi kesuksesan program MBG. Beberapa menu dari SPPG tertentu dinilai sangat menonjol dalam hal kandungan gizi, variasi bahan makanan, dan penerimaan oleh siswa. Salah satu menu terbaik berasal dari SPPG Surade, Sukabumi, yang terdiri dari nasi putih, ayam goreng serundeng, sayuran campur, jeruk, dan susu pasteurisasi dengan total energi 792,4 kkal dan protein sebesar 29,5 gram.
FFI juga mencatat bahwa penyajian menu yang menarik dan warna-warni berperan penting dalam kesuksesan program MBG. Menu-menu seperti omelet saus Padang, tumis sayur pakcoy, dan buah jeruk atau pisang menjadi favorit di berbagai daerah karena kombinasi gizi seimbang dan warnanya yang menarik. Meskipun ada menu-menu yang sukses, FFI juga menyoroti beberapa tantangan seperti ketidaksetaraan porsi antara daerah dan keterbatasan logistik bahan makanan di wilayah terpencil.
FFI merekomendasikan perluasan dokumentasi dan standardisasi menu MBG oleh pemerintah guna memastikan kualitas gizi merata di seluruh Indonesia. Keterlibatan sekolah dan komunitas lokal juga dianggap penting untuk memperkuat keberlanjutan program ini. Program Makan Bergizi Gratis diharapkan tidak hanya memberikan makanan, tetapi juga membentuk kebiasaan makan sehat dan rasa cinta pada makanan lokal sejak dini, sehingga dapat berkontribusi dalam pembentukan masa depan Indonesia dari piring makan siswa sekolah.