Proyek Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative/BRI) Tiongkok telah menjadi sorotan di Thailand setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter di Myanmar menyebabkan gedung 30 lantai yang sedang dibangun oleh insinyur Tiongkok di Bangkok roboh. Gedung pencakar langit tersebut, meskipun belum selesai, menjadi satu-satunya bangunan yang runtuh di ibu kota Thailand. Penggunaan baja penyangga berkualitas rendah yang diduga patah selama gempa menjadi dugaan penyebab runtuhnya bangunan tersebut, menimpa sekitar 87 pekerja konstruksi. Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, menyatakan keterkejutannya atas kejadian tersebut, sementara investigasi dilakukan untuk mengungkap akar penyebab tragedi tersebut.
Investigasi dibuka setelah empat pria asal Tiongkok terlihat membawa dokumen proyek dari lokasi reruntuhan, tetapi kemudian dilepaskan setelah diinterogasi oleh polisi. Kedutaan Besar Tiongkok di Bangkok bersama Kementerian Dalam Negeri Thailand telah mengadakan pertemuan terkait peristiwa tersebut. Peningkatan peran Tiongkok di Thailand semakin menarik perhatian publik setelah insiden ini membawa dampak ekonomi dan sosial yang signifikan terutama dalam sektor konstruksi dan pariwisata. Masyarakat Thailand mulai mempertanyakan pengawasan terhadap proyek-proyek yang melibatkan perusahaan asal Tiongkok, seperti China Railway No. 10 Engineering Group.
Kerjasama antara China Railway No. 10 Engineering Group dan Italian-Thai Development (ITD) dalam proyek-proyek BRI Tiongkok turut menjadi perbincangan. Dugaan penggunaan batang baja penyangga yang tidak memenuhi standar kelayakan menjadi sorotan utama dalam investigasi yang sedang berlangsung. Seiring berbagai proyek infrastruktur yang dikerjakan oleh perusahaan Tiongkok di Thailand, kekhawatiran akan standar keamanan dan kualitas pun menjadi fokus utama otoritas Thailand. Tahapan penyelidikan sedang berlangsung untuk mengungkap fakta-fakta terkait peristiwa tragis ini dan memastikan langkah-langkah preventif di masa mendatang.