Pada Selasa, 1 April 2025, pemerintah China melalui Kementerian Luar Negeri mengonfirmasi bahwa salah satu warga negaranya menjadi korban tewas dalam gempa bumi yang terjadi di Myanmar. Selain itu, 15 warga China lainnya dilaporkan mengalami luka-luka akibat bencana alam tersebut.
Guo Jiakun, Juru Bicara Kemlu China, menyatakan dalam sebuah konferensi pers di Beijing bahwa kedutaan besar dan konsulat jenderal China di Myanmar sedang memberikan bantuan kepada keluarga korban yang terdampak oleh gempa. Pemerintah China juga berjanji untuk memberikan segala upaya yang diperlukan untuk membantu warganya di Myanmar yang terkena dampak bencana.
Selain itu, Presiden China Xi Jinping juga telah mengirimkan pesan bela sungkawa kepada pemimpin Myanmar, Min Aung Hlaing. Upaya bantuan darurat dari China melibatkan tim penyelamat dan medis dari Provinsi Yunnan yang telah tiba di lokasi kejadian dalam waktu 18 jam. Tim internasional China juga telah bekerja sama dengan penyelamat lokal di Myanmar dalam upaya penyelamatan korban selamat dari reruntuhan. China juga mengumumkan bantuan kemanusiaan darurat senilai 100 juta yuan dan mengirimkan perlengkapan bantuan seperti tenda, perlengkapan pertolongan pertama, makanan, dan air minum ke Myanmar.
Gempa berkekuatan 7,7 magnitudo yang terjadi di Myanmar pada Jumat, 28 Maret 2025, juga dirasakan di negara-negara tetangga seperti Thailand, Bangladesh, India, dan China bagian barat daya. Dari data yang diterima, lebih dari 2.000 orang dilaporkan tewas, lebih dari 3.900 orang terluka, dan sekitar 270 orang masih belum ditemukan. Myanmar sedang menghadapi situasi tanggap darurat untuk penanganan korban dan kerusakan akibat bencana alam tersebut.
