XL Axiata dan Smartfren telah mengumumkan kewajiban pengembalian spektrum sebagai hasil dari merger mereka, yang dinilai sebagai langkah positif untuk memperkuat posisi pasca-merger dan meningkatkan daya saing di pasar operator seluler. Antony Susilo, Direktur & CFO XLSmart, menyambut baik keputusan ini dan menyatakan bahwa hal tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk lebih fokus pada investasi di sektor 5G dan jaringan berbasis kecerdasan buatan (AI).
Antony menegaskan bahwa dengan pengembalian spektrum, XLSmart dapat lebih efisien dalam operasionalnya dan lebih cepat dalam memonetisasi layanan digital. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam teknologi 5G, jaringan berbasis AI, dan layanan digital bernilai tinggi lainnya. Selain itu, fokus XLSmart pada hal-hal yang dapat berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan dan nilai para pemegang saham turut diapresiasi.
Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menekankan bahwa XLSmart harus mengembalikan sebagian spektrum yang dipegang oleh XL Axiata. Menurut Komdigi, XLSmart harus mengembalikan 7,5 MHz di frekuensi 900 MHz yang saat ini dimiliki oleh XL. Sebagai informasi, XLSmart saat ini mengoperasikan total lebar pita 107 MHz setelah merger antara XL dan Smartfren.
Dibandingkan dengan merger operator lainnya seperti Indosat Ooredoo dan Hutchison 3 Indonesia, pengembalian spektrum oleh XLSmart lebih besar. Indosat Ooredoo Hutchison, yang dibentuk melalui merger tersebut, hanya mengembalikan 2×5 MHz di frekuensi 2.100 MHz. XLSmart diperkirakan akan resmi beroperasi sebagai entitas baru pada tanggal 16 April mendatang.