Manfaat Rantai Pasok Hijau: Bagaimana Menjadi Investasi yang Berkelanjutan

by -25 Views

Melindungi bumi adalah tugas yang tidak pernah mudah. Menurut data Copernicus Climate Change Service (C3S) per 15 Maret 2025, suhu rata-rata global mencapai 14,08 derajat Celsius, melebihi rata-rata 30 tahun sebelumnya sebesar 0,7 derajat Celsius dan 1,6 derajat Celsius dari masa pra-industri. Masa depan bumi bergantung pada kesepakatan Paris untuk menjaga pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celsius dari sebelum era industri guna mengurangi dampak bencana alam yang dahsyat.

Masalah terbesar dalam menjaga pemanasan global adalah emisi karbon dioksida yang terus meningkat. Sementara itu, Indonesia juga berkontribusi terhadap emisi karbon melalui sektor logistik yang menyumbang 36% emisi industri nasional. Oleh karena itu, manajemen rantai pasok yang berkelanjutan sangat penting untuk mengurangi emisi karbon dan meningkatkan efisiensi rantai pasok global.

Tantangan menerapkan manajemen rantai pasok yang berkelanjutan termasuk adopsi yang rendah di Indonesia, regulasi yang belum mendukung, dan keterbatasan infrastruktur. Namun, banyak negara sudah menerapkan langkah-langkah seperti Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM) oleh Uni Eropa untuk meningkatkan tarif bagi produk yang tidak memenuhi standar keberlanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa menerapkan manajemen rantai pasok yang hijau bisa menjadi investasi jangka panjang yang menguntungkan bagi perusahaan.

Untuk Indonesia, melibatkan sektor logistik hijau, insentif pajak yang jelas, infrastruktur yang memadai, serta adopsi manajemen operasional berbasis ESG dalam rantai pasok menjadi kunci dalam mendorong transisi menuju rantai pasok yang lebih hijau. Selain itu, peningkatan transportasi logistik ramah lingkungan juga memegang peranan penting dalam mengurangi emisi karbon. Dengan meningkatnya kesadaran konsumen global dan ketatnya regulasi, perusahaan yang tidak beralih ke rantai pasok yang berkelanjutan mungkin kehilangan daya saing di pasar internasional.

Meskipun penerapan rantai pasok hijau memerlukan investasi awal yang besar, dalam jangka panjang, perusahaan bisa menghemat biaya operasional dan meningkatkan efisiensi energi secara signifikan. Jadi, saatnya bagi industri Indonesia untuk segera beradaptasi dengan manajemen rantai pasok yang berkelanjutan demi menjaga lingkungan dan keberlanjutan ekonomi negara.

Source link