Banjir parah di daerah Jabodetabek pada tahun 2020 dibedakan dengan banjir yang terjadi saat ini melalui penjelasan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Menurut Kepala BMKG Dwikorita, banjir pada tahun 2020 disebabkan oleh fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan seruakan dingin dari dataran tinggi Asia. Pada bulan Januari 2020, banyak wilayah Jakarta tergenang hingga mencapai 350 cm akibat intensitas curah hujan yang mencapai 377 mm/hari. Sebanyak 390 RW di 151 kelurahan Jakara terendam banjir dengan durasi empat hari, menimpa sekitar 83.406 orang.
Dwikorita menjelaskan bahwa beberapa hari sebelum banjir, BMKG telah mendeteksi awan Cumulonimbus yang memenuhi Jawa Barat dan Jakarta, serta terlihat di wilayah Sumatera bagian selatan. Dia juga menyebutkan bahwa banjir terbaru di Jabodetabek dipicu oleh hujan lebat yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa waktu terakhir. BMKG memprediksi cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di wilayah Jabodetabek dalam beberapa minggu ke depan dan akan terus memberikan informasi dan peringatan dini terkait cuaca ekstrem. Selain itu, pihaknya merencanakan untuk terus memantau perkembangan cuaca di Indonesia.