Pada hari Minggu, 2 Maret 2025, mantan Komisaris PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengungkapkan tentang banyaknya skandal korupsi yang terjadi di PT Pertamina dan anak perusahaannya. Dia menyinggung beberapa pihak yang diduga terlibat, mulai dari oknum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kementerian BUMN, hingga mantan bos Telkom dalam kasus korupsi terkait tata kelola minyak mentah dan produk kilang. Ahok mencurigai adanya oknum dari BPK yang terlibat dalam kasus pengadaan zat aditif di perusahaan tersebut.
Selain itu, Ahok membahas tentang pembubaran Pertamina Energy Trading Limited alias Petral, anak perusahaan PT Pertamina yang terdaftar di Singapura. Ada pertanyaan mengapa mantan anggota Petral kemudian menjadi Direktur Patra Niaga. Ahok juga menyinggung tentang permainan di dalam perusahaan yang menyebabkan pemecatan saat pengadaan aditif tidak disetujui. Dia merasa banyak orang yang tidak menginginkan dirinya sebagai Direktur Utama Pertamina karena bisa membawa perubahan.
Ahok juga menyampaikan bahwa jika dia menjadi Direktur Utama PT Pertamina, dia akan mengambil tindakan memecat Direktur-Direktur Sub Holding. Namun, beliau merasa terhalang karena banyak yang menentangnya. Meski begitu, Ahok bersikeras bahwa jika dia dipercaya sebagai direktur utama, dia akan melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk membersihkan perusahaan.
