Beberapa negara seperti Italia, Taiwan, Australia, dan Korea Selatan telah mengambil langkah untuk membatasi akses terhadap program chatbot kecerdasan buatan terbaru yang dikembangkan oleh perusahaan teknologi Tiongkok, DeepSeek. Kebijakan ini terutama diterapkan pada pegawai pemerintah karena kekhawatiran terhadap keamanan data dan potensi risiko terkait dengan teknologi AI dari perusahaan asing. Italia menjadi salah satu negara pertama yang melarang DeepSeek AI karena alasan perlindungan data pengguna. Taiwan juga melarang penggunaan DeepSeek AI di instansi pemerintah dan sekolah negeri karena berisiko terhadap keamanan informasi nasional. Di Australia, pegawai negeri dilarang menggunakan aplikasi DeepSeek AI karena alasan keamanan siber, sementara Korea Selatan juga melarang penggunaan DeepSeek pada perangkat pegawai sementara waktu.
DeepSeek adalah perusahaan rintisan yang bergerak di bidang kecerdasan buatan dan berbasis di Hangzhou, Tiongkok. Didirikan oleh Liang Feng, perusahaan ini bertujuan menjadi salah satu pemain terkemuka di dunia kecerdasan buatan dan merilis model terbaru mereka, DeepSeek R1, sebuah chatbot berbasis AI yang mirip dengan ChatGPT dari OpenAI. Meskipun beberapa negara telah membatasi akses ke DeepSeek AI, perusahaan ini terus berkomitmen untuk menghadirkan solusi AI inovatif yang dapat diterapkan dalam berbagai sektor.