Kamis, 24 Oktober 2024 – 06:50 WIB
Depok, VIVA – Mantan Menteri Luar Negeri periode 2014-2024, Retno Marsudi, menjalani aktivitas setelah tidak lagi menjabat sebagai menteri. Ia menjadi salah satu menteri yang dianggap memiliki prestasi gemilang selama dua periode pemerintahan Presiden RI ke-7, Joko Widodo.
Baca Juga:
Menlu Sugiono: Saya Akan Pastikan Isu Palestina Selalu di Garis Depan Diplomasi Indonesia
Setelah tidak lagi menjabat sebagai menteri luar negeri, Retno diketahui menyempatkan diri untuk mengisi seminar. Dalam seminar yang diselenggarakan di Universitas Pancasila, Jakarta, Retno membahas peran Pancasila. Dia menyatakan pentingnya penerapan Pancasila dan nilai patriotisme dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, Pancasila adalah aset pemersatu yang dimiliki bangsa Indonesia.
“Pancasila adalah aset bangsa yang menyatukan berbagai suku, budaya, dan agama,” ujarnya saat seminar bertema ‘Diplomasi Pancasila Bagi Dunia’ di Universitas Pancasila (UP), Rabu 23 Oktober 2024.
Baca Juga:
Menlu Sugiono Punya Harta Rp 10,9 Miliar, Ini Rinciannya
Dia menekankan pentingnya agar generasi muda tetap memegang prinsip Pancasila sebagai kompas berbangsa dan bernegara. Retno juga menjelaskan mengenai tantangan yang dihadapi Indonesia dalam menjaga martabat di tengah praktik transaksional global, serta pentingnya mendefinisikan kepentingan nasional.
“Penting untuk menjaga komitmen bangsa Indonesia terhadap Pancasila agar tetap kokoh dalam menghadapi dinamika politik global,” ujarnya.
Di tempat yang sama, mantan Duta Besar Austria dan PBB, Dr. Darmansyah Djumala menegaskan pentingnya Pancasila sebagai falsafah, dasar negara, dan ideologi yang diimplementasikan dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Dia menyoroti pengakuan Pancasila sebagai “Memory of the World” oleh UNESCO, yang diharapkan dapat menginspirasi hubungan internasional.
“Ujian sejarah membuktikan bahwa Pancasila dipegang teguh oleh bangsa Indonesia dalam tiga dimensi: sebagai falsafah, dasar negara, dan ideologi,” katanya mengingatkan.
Dikatakan, sebagai falsafah, Pancasila diyakini sebagai sistem nilai yang hidup dalam masyarakat. Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum dan pedoman nilai dalam menyusun aturan.
“Sebagai ideologi, Pancasila memuat sekumpulan ide, gagasan, dan cita-cita dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, berperan sebagai ‘working ideology’ dalam kebijakan Negara,” ujarnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Pancasila, Prof. Dr. Marsudi Wahyu Kisworo menambahkan, dengan seminar yang diselenggarakan diharapkan dapat memberikan pengetahuan mengenai bagaimana diplomasi Indonesia dapat terus berkontribusi terhadap perdamaian dan kesejahteraan dunia. Acara ini dipandu oleh Prof. Dr. Eddy Pratomo dan dihadiri oleh para pimpinan Universitas Pancasila, serta civitas academica yang berkomitmen untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
“Dengan penyelenggaraan seminar ini bertujuan untuk membahas bagaimana diplomasi Indonesia dapat terus berkontribusi terhadap perdamaian dan kesejahteraan dunia,” katanya.