Restoran di New York Mempekerjakan Warga Filipina Sebagai Kasir Virtual Melalui Zoom dengan Gaji Tinggi

by -1200 Views

VIVA Dunia – Baru-baru ini, sebuah restoran unik yang hanya dapat ditemukan di New York City, Amerika Serikat viral di media sosial. Hal ini dikarenakan, biasanya restoran atau tempat makan memiliki kasir dalam bentuk sosok nyata, namun tidak untuk restoran ini.

Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat restoran di New York ini memilih untuk menggunakan kasir virtual. Mereka tidak perlu melayani secara langsung seperti kasir pada umumnya, melainkan memanfaatkan kecanggihan teknologi dengan baik.

Tidak hanya untuk mempercepat proses produksi makanan, tetapi juga untuk pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut laman New York Post, beberapa restoran di New York City menggunakan pekerja Work From Home (WFH) dari Filipina untuk melayani pelanggan di Amerika Serikat.

Pekerja tersebut dapat bekerja secara virtual melalui Zoom. Layanan ini merupakan gagasan dari Chi Zhang, pendiri Happy Cashier, sebuah perusahaan asisten virtual yang menjadi sorotan minggu lalu. Sebuah postingan media sosial tentang pekerja luar negeri viral di media sosial.

Para pekerja, yang berbasis di Filipina, dioperasikan melalui monitor layar datar dengan Zoom dan dipanggil saat ada pelanggan yang mendekat. Meskipun terdapat perbedaan waktu 12 jam antara Filipina dan pengunjung makan siang di New York, mereka tetap memberikan layanan dengan menyambut, menjelaskan menu, dan mengarahkan tamu untuk masuk.

Kasir virtual tersebut dioperasikan oleh perusahaan Happy Cashier yang menempatkan mereka di monitor layar di beberapa toko di Queens, Manhattan, dan Jersey City. Mereka membantu melayani pelanggan dengan pesanan dan penjelasan menu. Untuk melihat cara kerja kasir virtual, dapat dilihat di akun Instagram @nowdots pada Kamis, 2 Mei 2024.

Meskipun model ini dianggap sebagai inovasi dalam mengatasi kenaikan harga sewa dan inflasi yang tinggi, beberapa pelanggan skeptis menganggapnya sebagai bentuk perubahan yang kurang diinginkan dalam industri restoran.

Kasir yang dipekerjakan oleh Happy Cashier menerima upah sekitar Rp50 ribu per jam, sementara upah minimum (UMR) di kota tersebut adalah Rp260 ribu per jam. Meskipun legal, model bisnis ini menimbulkan kekhawatiran akan tekanan terhadap upah di industri restoran yang sudah rapuh.

Pendiri Happy Cashier, Chi Zhang, berencana untuk mengembangkan model ini di lebih dari 100 restoran di negara bagian New York pada akhir tahun ini. Meskipun berpotensi mengkhawatirkan, hal ini menjadi perdebatan beberapa pihak, termasuk organisasi buruh yang memperjuangkan kenaikan upah minimum di kota tersebut.

Asisten virtual yang umum dalam layanan pelanggan dan lingkungan perusahaan, jarang digunakan dalam bisnis restoran. Video mengenai kasir virtual ini berhasil menyita perhatian warganet di media sosial.

Beberapa warganet mengekspresikan kekhawatiran terkait model bisnis ini, sementara yang lain memberikan tanggapan yang berbeda. Semoga pengembangan model bisnis ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi industri restoran dan tenaga kerja di masa depan.