Rabu, 24 April 2024 – 18:08 WIB
Jakarta – PT Pupuk Indonesia (Persero) telah menandatangani perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement (HoA) dengan BUMN asal Brunei Darussalam, Brunei Fertilizer Industries Sdn Bhd (BFI), untuk menjajaki pengembangan urea dan amonia.
Baca Juga:
Kecuali Indonesia, Wakil ASEAN Terseok-seok di Piala Asia U-23: Vietnam Babak Belur
Rahmad menyatakan bahwa langkah ini penting dalam upaya menjaga ketahanan pangan nasional dan regional, terutama di kawasan ASEAN. Selain itu, kerja sama ini sejalan dengan misi Pupuk Indonesia sebagai pemimpin dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Sebagai BUMN, Pupuk Indonesia terus mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan mendorong transformasi hijau industri pupuk dan petrokimia Indonesia,” kata Rahmad dalam keterangannya pada Rabu, 24 April 2024.
Baca Juga:
Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun
Rahmad menjelaskan bahwa kerja sama ini mencakup kesepakatan dalam pemasaran, layanan operasional, kolaborasi proyek pengembangan pabrik, serta pengadaan peralatan penting dan suku cadang darurat.
Baca Juga:
Daftar Harga Pangan 23 April 2024: Daging Sapi hingga Telur Ayam Turun
Selain itu, kedua BUMN dari Indonesia dan Brunei akan berbagi pengetahuan mengenai aspek kesehatan, keselamatan, keamanan, dan lingkungan (health, safety, security, and environment/HSSE), serta kolaborasi dalam pelatihan.
Rahmad menyatakan bahwa kerja sama ini adalah langkah awal dalam membangun ekosistem industri pupuk di ASEAN, dimulai dari Indonesia dan Brunei Darussalam.
“Pupuk Indonesia percaya bahwa kerja sama ini akan memperkuat hubungan regional, terutama di ASEAN. Kami ingin memastikan kelancaran aktivitas kami untuk menjaga ketahanan pangan, yang juga penting bagi ketahanan pangan regional,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Chief Executive Officer BFI, Harri Kiiski, menyambut baik kerja sama pengembangan urea dan amonia dengan Pupuk Indonesia.
“BFI memandang kerja sama ini melalui Head of Agreement sebagai langkah kerja sama yang akan menguntungkan kedua belah pihak, baik BFI maupun Pupuk Indonesia,” ujarnya.
BFI, yang memiliki kapasitas produksi 1.365.000 ton urea per tahun, didirikan pada tahun 2013 dan merupakan salah satu pabrik pupuk terbesar di Asia Tenggara. Sebagai BUMN, BFI berkomitmen mendukung industri minyak dan gas Brunei Darussalam secara progresif dan dinamis.
Sementara itu, Pupuk Indonesia sebagai perusahaan pupuk terbesar di Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika Utara, memiliki kapasitas produksi 9,4 juta ton urea dan 7 juta ton amonia. Sebagai salah satu pilar penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional dan regional, khususnya di ASEAN.
Halaman Selanjutnya
Sumber: Antara/Rosa Panggabean.