Minggu, 10 Maret 2024 – 12:53 WIB
Jakarta – Satu keluarga yang terdiri dari dua wanita dan dua pria ditemukan tewas setelah terjun bebas dari lantai 22 di sebuah apartemen di kawasan Penjaringan, Jakarta Utara pada Sabtu 9 Maret 2024.
Terjun bebas yang dilakukan oleh satu keluarga tersebut diduga sebagai aksi bunuh diri. Hingga saat ini, pihak kepolisian masih mencari penyebab dari aksi bunuh diri yang dilakukan oleh satu keluarga tersebut. Berikut adalah fakta-fakta yang telah dikumpulkan oleh VIVA.
1. Sudah Direncanakan
Keempat korban bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan diketahui telah mempersiapkan diri dengan matang sebelum melakukan aksi nekat tersebut. Informasi ini diungkapkan oleh Kapolsek Metro Penjaringan, Kompol Agus Ady Wijaya, yang mengindikasikan bahwa peristiwa tragis ini telah direncanakan.
Detail persiapan korban dapat terlihat dari rekaman CCTV sebelum mereka melakukan tindakan bunuh diri. Kapolsek menyampaikan bahwa tindakan tersebut telah dipersiapkan bersama, dan gerak gerik mereka tertangkap oleh kamera pengawas.
2. Terdiri dari Satu Keluarga
Keempat korban merupakan satu keluarga, terdiri dari suami (AE) dan istrinya (AIL), serta dua anak mereka, seorang lelaki (JWA, 13 tahun) dan seorang perempuan (JL, 16 tahun). Mereka berempat melakukan aksi nekat terjun bebas dari lantai 22 apartemen untuk mengakhiri hidup.
4. Kronologi
Para korban datang ke Apartemen Teluk Intan menggunakan mobil Grandmax B 2962 BIQ, memasuki lobi, dan menuju lift. AE sempat mencium kening istrinya sambil mengumpulkan semua telepon seluler ke dalam tas. Setelah itu, mereka naik tangga darurat dan melompat dari atap apartemen.
5. Sudah 2 Tahun Tidak Menempati Apartemen
Meskipun mereka menghuni kamar di apartemen tersebut, keluarga ini tidak tinggal di sana selama dua tahun terakhir. Fakta ini menambah misteri di balik motif bunuh diri satu keluarga tersebut.
6. Tewas di Tempat
Setelah melompat dari lantai 22 Apartemen Teluk Intan Tower Topas Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu sore, keempat korban tewas di tempat. Penemuan jenazah pertama kali dilaporkan oleh petugas keamanan di lobi apartemen yang mendengar suara dentuman keras.
7. Kondisi Fisik Korban
Keempat korban mengalami luka berat di kepala dan patah di seluruh tubuh. Jenazah mereka telah dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan Visum Et Refertum. Proses penyelidikan lanjutan dan pemeriksaan saksi dilakukan untuk mengungkap motif di balik tindakan tersebut.
Pemberitaan ini tidak untuk menginspirasi dan diimbau untuk tidak menirunya. Jika anda merasakan gejala depresi, segera konsultasikan ke pihak-pihak yang dapat membantu anda seperti psikolog, psikiater atau klinik kesehatan mental.