Ada Kalanya Musuh dan Lawan Harus Kita Hormati

by -163 Views

Saya adalah seorang prajurit. Saya mampu memimpin operasi tempur. Kami harus selalu siap bertempur. Tetapi saya yakin bahwa jalan terbaik adalah yang tanpa kekerasan. Penyelesaian konflik terbaik adalah menghindari perang. Saya selalu berpandangan bahwa lawan adalah pendekar juga. Lawan harus kita hormati. Meskipun kita berseberangan, kita harus selalu berkomunikasi dan mencari jalan keluar dari konflik.

Pelajaran dari nenek moyang kita mengajarkan ‘menang tanpa menyakiti’. Kemenangan terbaik adalah kemenangan tanpa menimbulkan sakit hati, kebencian, atau rasa dendam. Bagaimana cara mencapainya? Ada ajaran dari nenek moyang kita, yaitu ‘iso rumongso, ojo rumongso iso’. Jangan merasa kamu bisa segalanya, tapi kamu harus dapat merasakan pihak orang lain, merasakan kesulitan mereka, dan merasakan penderitaan mereka seperti kamu merasakan penderitaan anak buahmu.

Pada saat saya pertama kali bertemu dengan komandan sektor saya di Timor Timur, yaitu Letkol Sahala Rajagukguk, saya diberi sasaran untuk mencapai koordinat tertentu. Saya kaget ketika beliau memberi waktu lebih lama untuk mencapainya, karena beliau dapat merasakan capeknya kami. Hal ini membuat saya merasa dihargai. Komandan ini bisa merasakan beban ransel dan betapa beratnya perjalanan di daerah operasi.

Pengalaman saya dalam karier militer membuat saya memiliki pandangan tentang perang gerilya dan anti-gerilya. Saya belajar banyak teknik dari senior-senior saya dan saya mencoba menerapkannya dalam operasi militer. Saya juga berpendapat bahwa tawanan tidak boleh disakiti karena dari mereka kita bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat. Dukungan rakyat juga sangat penting dalam setiap operasi militer.

Saya juga memahami bahwa lawan juga adalah pendekar. Saya belajar ini dari kisah-kisah dan sejarah pahlawan dari berbagai belahan dunia. Saat beroperasi di Timor Timur, saya memperlakukan lawan kami dengan baik, bahkan ketika kami berhasil menangkap komandan musuh yang sudah terluka parah.

Saya selalu berpendapat bahwa merebut hati rakyat sangat penting dalam perang gerilya. Jika tidak bisa merebut hati rakyat, minimal jangan menyakiti hati rakyat. Saya percaya bahwa kita harus membawa kepahlawanan dalam tindakan kita. Semua musuh yang berhasil kami tawan, saya perlakukan dengan baik. Saya selalu menghormati lawan sebagai pendekar.

Source link