Pilot Japan Airlines Tidak Sadar Pesawat Terbakar Selama Sempat

by -651 Views

Kamis, 4 Januari 2024 – 12:09 WIB

Tokyo – Pilot pesawat Japan Airlines (JAL) diketahui awalnya tidak menyadari jika pesawat dengan 379 penumpang itu terbakar.

Pesawat komersial tersebut bertabrakan dengan pesawat Penjaga Pantai Jepang setelah mendarat di Bandara Haneda Tokyo, pada Selasa malam, 2 Januari 2024. Dilansir dari Gulf News, Kamis, 4 Januari 2024, lima dari enam kru yang berada di pesawat Penjaga Pantai Jepang dinyatakan tewas.

Menurut rekaman yang diambil oleh penumpang, sebuah bola api meletus dari pesawat sebelum berhenti, dan api mulai menyebar dari bawah pesawat. Kemudian, awak kabin melaporkan kebakaran tersebut.

Namun, menurut stasiun televisi nasional NHK, pilot Japan Airlines yang berada di kokpit tidak mengetahui kebakaran tersebut sebelum diberitahu oleh awak kabin. Dari sembilan pramugari yang berada di pesawat, kepala pramugari melaporkan ke kokpit bahwa pesawat terbakar. Laporan ini diperlukan karena awak kabin memerlukan izin untuk membuka pintu darurat, menurut NHK.

Pada saat itu, kabin dipenuhi asap dan semakin panas, dengan bayi-bayi menangis dan orang-orang memohon agar pintu dibuka, menurut rekaman video.

Dalam salah satu klip video, terdengar suara anak muda berteriak: “Tolong biarkan kami keluar. Tolong. Tolong buka. Buka saja. Ya Tuhan.”

Dalam pesawat tersebut, terdapat delapan pintu darurat, namun evakuasi dimulai dari dua perosotan di bagian depan pesawat akibat kebakaran. “Hanya satu pintu keluar lain di kiri belakang yang aman dari kebakaran, namun sistem interkom tidak lagi berfungsi, sehingga kokpit tidak dapat memberikan lampu hijau,” kata JAL. Awak di belakang menganggap penting bagi penumpang untuk turun dari pintu belakang dan tetap membukanya, karena mereka sudah dilatih untuk melakukannya. Mereka menggunakan megafon dan suara mereka sendiri untuk memberikan instruksi kepada penumpang. Butuh waktu 18 menit untuk mengevakuasi seluruh pesawat, dan pilot menjadi orang terakhir yang menginjakkan kaki di landasan pada pukul 18:05 waktu setempat.

Segera setelah itu, seluruh pesawat terbakar kobaran api dan puluhan mobil pemadam kebakaran berusaha memadamkan api. Proses itu akhirnya memakan waktu delapan jam.

“Bau asap tercium di udara, dan pintu tidak bisa dibuka. Jadi saya rasa semua orang panik,” kata seorang penumpang wanita kepada wartawan di bandara.

“Sejujurnya, saya pikir kami tidak akan selamat. Jadi saya mengirim pesan kepada keluarga dan teman-teman saya untuk mengatakan bahwa pesawat saya sedang terbakar saat ini,” kata seorang wanita lain kepada penyiar NHK.

“Penumpang tampaknya mengikuti instruksi sesuai buku,” ujar Terence Fan, pakar industri penerbangan dari Singapore Management University. Selain itu ada pula yang memuji penumpang di pesawat karena meninggalkan tas kabin mereka. “Inilah kebijakan evakuasi yang dirancang, badan pesawat itu sendiri pada akhirnya tidak dimaksudkan untuk bertahan dari kobaran api.”

Seekor anjing dan kucing, keduanya hewan peliharaan, harus ditinggalkan di pesawat dan mati, kata maskapai tersebut. Penyelidik dari Jepang, Perancis, Inggris dan Kanada sedang menyelidiki kecelakaan itu, pada hari ini Kamis, dan sisa-sisa kedua pesawat yang hangus masih berserakan di salah satu dari empat landasan pacu Haneda.

Perekam penerbangan dan perekam suara pesawat penjaga pantai sudah ditemukan, namun perekam suara JAL masih dicari. Kementerian Perhubungan pada Rabu, 3 Januari 2024, merilis transkrip komunikasi pengendali penerbangan, yang menunjukkan bahwa mereka menyetujui pendaratan penerbangan JAL, kata laporan media. Namun, pesawat Penjaga Pantai dilaporkan diinstruksikan untuk pergi ke suatu tempat bukan di landasan pacu.