Australia Menolak Pengiriman Kapal Perang untuk Melawan Houthi Namun Mengirim Pasukan Tambahan

by -112 Views

Australia menolak permintaan Amerika Serikat (AS) untuk mengirim kapal perang ke Laut Merah untuk melawan aktivitas serangan pemberontak Houthi. Meski demikian, Australia tetap menambahkan tiga kali lipat jumlah personelnya yang berbasis di pantai dalam upaya mengamankan jalur air penting tersebut. Menteri Pertahanan Australia, Richard Marles, mengkonfirmasi bahwa pemerintah tidak akan mengirim kapal perang ke Timur Tengah, tetapi sebaliknya, Australia akan menambah jumlah pasukan maritim Australia di Bahrain, dari lima, menjadi 10 personel. Mereka juga mengerahkan hingga enam personel angkatan laut untuk berkontribusi pada rencana baru AS. “Kami tidak akan mengirimkan kapal atau pesawat. Oleh karena itu, kami akan melipatgandakan kontribusi kami terhadap kekuatan maritim gabungan,” kata Marles, dikutip dari The Australian, Kamis, 21 Desember 2023. Konfirmasi tersebut menyusul spekulasi selama berhari-hari mengenai keengganan Australia untuk berpartisipasi dalam operasi pimpinan AS, yang akan mencakup angkatan bersenjata Inggris, Bahrain, Kanada, Belanda, Italia, dan Prancis. Operasi yang diperluas ini dilakukan sebagai respons terhadap serangkaian serangan rudal dan drone baru-baru ini terhadap kapal tanker minyak, dan kapal kontainer yang berlayar melalui Laut Merah dan Terusan Suez, yang ditembakkan oleh Houthi, kelompok bersenjata yang didukung oleh Iran dan menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman. Australia juga menyatakan dukungan diplomatiknya terhadap kebebasan navigasi di Laut Merah dalam deklarasi bersama 44 negara yang telah ditandatangani. Pernyataan tersebut, yang dipimpin oleh AS dan Uni Eropa, mengutuk serangan Houthi terhadap kapal komersial. Selain itu, Houthi juga sempat melakukan penyitaan kapal milik Inggris serta penangkapan 25 awak kapal tersebut.