Serangan Hizbullah di Galilea Barat, 6 Tentara IDF Terluka saat Pangkalan Militer Israel Diserang

by -141 Views

Senin, 11 Desember 2023 – 18:40 WIB

Tel Aviv – Enam tentara IDF mengalami luka pada hari Minggu, 10 Desember 2023, akibat serangan pesawat tak berawak Hizbullah di pangkalan militer di Galilea Barat. Mereka terluka akibat pecahan peluru dan menghirup asap.

IDF menyatakan bahwa dua drone yang diluncurkan dari Lebanon berhasil ditembak jatuh oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome. Kelompok teror Hizbullah yang didukung Iran mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Korban luka akibat serangan tersebut telah dibawa ke Galilee Medical Center di Nahariya. Dua orang dilaporkan mengalami luka sedang akibat pecahan peluru, sementara empat lainnya mengalami luka ringan akibat ledakan dan asap.

Selain itu, IDF juga melakukan serangan udara luas terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon selatan sebagai tindak balas atas serangan perbatasan dan mengenai kompleks militer serta infrastruktur lain milik kelompok teror tersebut.

Dilaporkan dari Times of Israel, pada Sabtu malam, 9 Desember 2023, tiga tentara Israel terluka dalam serangan Hizbullah di perbatasan utara. Rumah sakit di Haifa juga melaporkan bahwa tiga tentara lainnya tiba di rumah sakit dengan luka akibat serangan terpisah.

Serangan yang dipimpin Hizbullah di sepanjang perbatasan utara dengan Lebanon terus terjadi sejak dimulainya perang Israel-Hamas pada 7 Oktober 2023. Pertempuran tersebut telah mengakibatkan kematian warga sipil dan tentara IDF di pihak Israel, serta jumlah korban di pihak Lebanon, termasuk anggota Hizbullah dan Hamas, serta warga sipil.

Sementara itu, Hizbullah mengklaim bahwa salah satu anggotanya yang tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di Suriah adalah Hassan Ali Dakdouk, putra dari Ali Mussa Dakdouk, yang diduga bertanggung jawab atas operasi kelompok teror tersebut di Suriah selatan.

Mussa Dakdouk sendiri bertanggung jawab untuk melatih milisi pro-Iran di Irak dengan tujuan menyerang pasukan Amerika. Dia ditahan oleh pasukan AS di Irak pada tahun 2007 tetapi kemudian dibebaskan.