Bukan Untuk Tujuan Politik Sementara

by -164 Views

Selasa, 5 Desember 2023 – 23:50 WIB

Jakarta – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) melalui Fraksi di DPR memperlihatkan komitmen dalam penghormatannya terhadap kiai, santri, dan pesantren. Upaya itu dengan kembali menyelenggarakan Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK).

Kegiatan LBKK itu merupakan edisi ke-7 tahun 2023 sebagai bagian peringatan Hari Santri Nasional. Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Aljufri didampingi Presiden PKS Ahmad Syaikhu langsung membuka LBKK. Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini menyampaikan LBKK sebagai bentuk komitmen pihaknya dalam mengokohkan nilai-nilai keumatan. Selain itu, menurut dia, untuk mengingatkan peran kiai, santri, dan pesantren kepada generasi muda Indonesia.

Menurut Jazuli, pesantren sudah hadir sebelum negara Republik Indonesia merdeka. Pun, dia bilang pihaknya memahami dan menyadari betul kontribusi pesantren, kiai, dan santri sangat besar bagi negara RI. Maka itu, dia menuturkan upaya itu dengan mengabadikan salah satunya melalui LBKK. “Kami tidak ingin ada mata rantai yang terputus dari peran para kiai, peran santri, dan peran pesantren, yang sudah tertoreh sebelum dan setelah Indonesia ini merdeka”, ujar Anggota DPR RI dari daerah pemilihan Cilegon dan Serang itu.

Sementara itu, Ketua Majelis Syura PKS Habib Salim Segaf Aljufri mengapresiasi konsistensi Fraksi PKS dalam menyelenggarakan LBKK. Bagi dia, hal itu strategis bagi generasi bangsa. Pertama, kata dia, sebagai upaya mengokohkan nasionalisme Indonesia yang relijius. Apalagi, kata dia, bangsa Indonesia dihadapkan pada ancaman ideologi pemikiran yang merusak jati diri bangsa seperti paham liberalisme, sekularisme, atheisme dan lain-lain. Kedua, menurut dia, upaya memajukan pesantren sebagai soko guru pendidikan nasional. Kata dia, pesantren juga berkontribusi besar dalam membentuk karakter generasi bangsa. Dengan demikian, menurutnya bisa terwujud generasi muslim dan pribumi yang akan jadi pemimpin bangsa dengan pemahaman kebangsaan yang utuh. Lalu, yang ketiga bisa mendorong para santri agar termotivasi untuk mencintai dan meneladani para ulama terdahulu berikut karya-karyanya. Upaya itu untuk menjaga dan melestarikan pemahaman ahlus sunnah wal jamaah. “Kita semua berharap para santri bisa menjadi cendekiawan muslim dan pemimpin yang cerdas, berintegritas, beriman, bertakwa dan berakhlak mulia,” tutur Salim Segaf.