Bocah Akhirnya Ditemukan Meninggal, Tidak Tertelan Perut Buaya

by -196 Views

Senin, 27 November 2023 – 01:02 WIB

Kalimantan Tengah – Setelah pencarian selama hampir 10 jam, Muhammad Habil (10), seorang pelajar kelas 4 SD, yang menjadi korban serangan buaya saat mandi di tepian Sungai Arut, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Kalimantan Tengah, akhirnya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa.

Kapolres Kobar, AKBP Bayu Wicaksono, mengumumkan penemuan tersebut pada Sabtu (25/11/2023) sekitar pukul 20.32 WIB. Jenazah ditemukan tidak jauh dari lokasi kejadian dengan luka lubang di bagian perut.

Bayu menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban serta mengucapkan terima kasih kepada tim pencarian dan masyarakat yang berusaha keras hingga jenazah ditemukan. Kejadian ini diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak agar tindakan pencegahan dapat diambil, terutama mengingat kemungkinan adanya buaya di sekitar Sungai Arut.

“Kami menghimbau agar warga yang tinggal di bantaran Sungai Arut tetap berhati-hati, dan perlu adanya imbauan, terutama saat melakukan aktivitas di sungai,” ucap Bayu. Orang tua yang tinggal di sekitar sungai juga diingatkan untuk selalu menjaga anak-anak mereka agar tidak berenang di area tersebut, mengingat ancaman buaya yang dapat muncul kapan saja.

Kejadian tragis ini terjadi pada Sabtu siang (25/11/2023), sekitar pukul 11.00 WIB, ketika warga di Mendawai Seberang RT 05, Pangkalan Bun, digegerkan oleh kabar hilangnya seorang anak 10 tahun akibat serangan buaya saat mandi di Sungai Arut. Korban bersama teman-temannya tengah mandi di pinggiran sungai tanpa menyadari keberadaan buaya. Buaya tiba-tiba muncul, menyambar korban, dan menyeretnya ke tengah sungai.

Reaksi cepat warga dan aparat gabungan dari Satpolair Polres Kobar, Basarnas, dan BPBD setempat berhasil menangkap buaya muara yang diduga sebagai predator penyerang korban.

Kapolres Bayu menjelaskan bahwa buaya itu ditangkap dengan memasang alat pancing buaya. Namun, sayangnya, ketika buaya berhasil ditangkap, emosi warga memuncak. Mereka menyeret buaya ke daratan, membunuhnya, dan membelah perut buaya dalam upaya mencari jasad korban. Meskipun buaya mati, tidak ditemukan jasad korban dalam perutnya. (Didi Syachwani/Kalteng)