Anies menilai bahwa program Food Estate tidaklah menjadi solusi yang tepat untuk masalah ketahanan pangan

by -253 Views

Minggu, 26 November 2023 – 12:17 WIB

Jakarta – Calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan mengaku jika terpilih sebagai Presiden RI 2024 bakal melakukan perubahan terkait program ketahanan pangan. Ia menyampaikan instrumen itu haruslah terjangkau untuk semua, yakni jika selama ini menggunakan pendekatan food estate akan diubah menjadi pendekatan contract farming.

Anies punya argumen terkait programnya tersebut. Dia bilang hal itu mengingat wilayah pertanian yang tersebar di seluruh Indonesia. Pun, kalangan petani-petani sudah melakukan kegiatan pertanian lintas generasi. “Mereka tidak boleh ditinggalkan. Justru kita harus hadir melakukan intensifikasi atas aktivitas pertanian mereka karena itu pendekatan yang mau kami lakukan adalah pendekatan yang sudah dikerjakan selama ini di Jakarta,” kata Anies dalam kegiatan Konferensi Orang Muda Pulihkan Indonesia yang diinisiasi WALHI di Balai Kartini, Sabtu, 25 November 2023.

Diketahui, saat masa kepemimpinan Anies sebagai Gubernur Jakarta, Pemprov DKI Jakarta membuat kontrak dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di berbagai wilayah. Lalu, para petani-petani yang tergabung dalam Gapoktan diajak untuk meneken kerja sama bahwa hasil pertanian mereka akan dibeli oleh Pemrov DKI selama 5 tahun berserta range harga serta kualitasnya. Dengan demikian, negara mendapat kepastian supply dan bagi petani ada kepastian yang membeli.

Anies menuturkan saat di eranya sebagai gubernur, DKI Jakarta bukan membeli lahan besar lalu membuat food estate untuk Jakarta. “Yang kami lakukan justru mengajak petani-petani yang ada diperkuat,” jelas Anies. “Apa yang terjadi ketika memiliki contract farming? Mereka bisa mendapatkan kredit untuk mekanisasi pertanian, mereka melakukan produksi pertanian secara kolektif, karena mereka memiliki kepastian siapa yang membeli hasil taninya. Jadi, kami melihat petani-petani di Indonesia harus dibantu untuk jadi berdaya,” ujarnya.

Kemudian, Anies juga mengkritik program food estate selama ini punya banyak kelemahan. Hal itu mulai dari memperbesar ketimpangan antara petani dan korporasi, bahkan bisa merusak ekologi. Dia menyoroti pemerintah yang malah membuat sentral pertanian baru (food estate) dengan berbasis korporasi. Artinya, kata dia, yang mengerjakan korporasi-korporasi dari Jakarta. Sementara, petani-petani yang ada di seluruh Indonesia tak mendapatkan fokus pertanian. “Jadi, kami ingin petani di seluruh wilayah Indonesia mendapatkan perhatian. Koperasi-koperasi diperkuat, contract farming dikerjakan sehingga mereka punya kepastian pembeli,” tuturnya. “Dan, pemerintah membantu pertanian tradisional ini mengalami modernisasi, efisiensi sehingga arahnya begitu. Sehingga, pada ujungnya mereka semua bisa sejahtera,” kata Anies.

Halaman Selanjutnya – “Apa yang terjadi ketika memiliki contract farming? Mereka bisa mendapatkan kredit untuk mekanisasi pertanian, mereka melakukan produksi pertanian secara kolektif, karena mereka memiliki kepastian siapa yang membeli hasil taninya. Jadi, kami melihat petani-petani di Indonesia harus dibantu untuk jadi berdaya.”