Ribuan orang turun ke jalan di Israel saat tekanan meningkat terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu atas kurangnya persiapan pemerintah menghadapi serangan kelompok Palestina Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 dan penanganan krisis tawanan yang terjadi kemudian.
Polisi menahan ratusan pengunjuk rasa di luar kediaman Netanyahu pada Sabtu lalu. Mereka mengibarkan bendera Israel dan meneriakkan “Penjara sekarang!” saat mereka menerobos penghalang polisi di sekitar kediaman Netanyahu di Yerusalem. Protet tersebut menunjukkan kemarahan masyarakat terhadap pemimpin politik dan keamanan mereka.
Netanyahu belum secara pribadi mengakui kegagalan serangan mendadak yang menyebabkan ratusan pejuang Hamas menyerbu Israel selatan. Pelaporan Al Jazeera menyatakan bahwa serangan tersebut menewaskan lebih dari 1.400 orang dan menawan sedikitnya 240 orang.
Perang yang dilancarkan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 9.400 warga Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak, dan menghancurkan sebagian besar wilayah tersebut. Banyak keluarga tawanan yang ditahan di Gaza sangat kritis terhadap tanggapan pemerintah dan mendesak pembebasan kerabat mereka.
Di Tel Aviv, ribuan orang mendemonstrasikan dengan mengibarkan bendera dan memegang foto tawanan di Gaza serta poster-poster dengan slogan-slogan seperti “Bebaskan para sandera sekarang bagaimanapun caranya” sambil meneriakkan “bawa mereka pulang sekarang”.
Sebelum perang, Netanyahu sudah menjadi tokoh yang kontroversial dengan tuduhan korupsi yang dia bantah. Ia juga mendukung rencana untuk mengurangi kekuasaan peradilan yang memicu protes massal.
Jajak pendapat yang dilakukan oleh Channel 13 Television Israel menunjukkan bahwa 76% warga Israel ingin Netanyahu mengundurkan diri, dan 64% ingin diadakan pemilu segera setelah perang.
Ketika ditanya siapa yang paling bertanggung jawab atas serangan tersebut, 44% warga Israel menyalahkan Netanyahu, 33% menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior Angkatan Pertahanan Israel, dan 5% menyalahkan menteri pertahanan.