DSA Mitra Organik Mewujudkan Impian Petani dalam Ekspor Sayuran Organik ke Eropa dan Jepang

by -288 Views

Bogor – Sayuran organik memiliki pasar tersendiri, umumnya pasar datang dari mereka yang tahu akan manfaat dan keunggulan mengonsumsi sayuran organik. Selain lebih segar, sayuran yang dihasilkan dengan cara organik jauh lebih sehat dengan nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan dengan sayuran yang menggunakan pupuk kimia.

Namun pangsa pasar organik tidak semudah didapat seperti sayuran nonorganik. Kesulitan itu yang kerap dikeluhkan oleh para petani. Punya mimpi membesarkan pertanian organik di desa, Desa Sejahtera Astra (DSA) Yayasan Mitra Organik berjuang membina para petani di Desa Tajurhalang dan Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, untuk menwujudkan kesejahteraan petani dari sayuran organik dalam menyongsong ‘Semangat untuk Hari Ini dan Masa Depan’.

“Pertaniannya petani di sini bingung pemasarannya. Pasarnya yang belum tahu. Dengan adanya yayasan ini dan pembinaan dari Astra pemasaran petani tersalurkan. Dan kami sudah memiliki pembeli tetap dan menyuplai organiknya sehingga mampu menyejahterakan petani dari perputaran ekonominya, dan kami sudah ekspor ke Amerika, Eropa, dan Jepang,” kata Pendamping Yayasan Mitra Organik Junaedi Prasetyo diwawancarai VIVA, Minggu, 6 November 2023.

Pria yang akrab dipanggil Kang Tyo itu menuturkan perjuangan Mitra Organik untuk para petani di dua desa itu bermula dari kurangnya edukasi petani untuk bertani organik. Selama ini petani hanya mengandalkan bahan baku nonorganik untuk bercocok tanam. Pasar di sekitar desa yang hanya menampung nonorganik menjadi alasan mengapa para petani belum mampu membudidayakan sayuran organik.

“Dari situlah kami mengumpulkan para petani untuk membudidayakan pertanian organik. Tentunya yang mampu menyejahterakan petani,” katanya.

Dari langkah awal itu, Yayasan Mitra Organik mulai membuat konsep agrowisata yang berada di lahan seluas 10 hektar milik Perhutani. Dari lahan sekitaran hutan itu, warga bersama-sama mulai bercocok tanam dengan cara organik. Budidaya pertanian organik ini menanam berbagai macam sayuran hijau mulai dari sawi, kangkung, bayam, umbi-umbian sampai cabai dan tomat. Hasil pertanian Yayasan Mitra Organik disalurkan ke PT Dwipa Jawa Organik sebagai penampung untuk menyalurkan atau mengolah hasil pertanian.

“Dari bubuk cabai, kripik ubi jalar, semua hasil pertanian dibeli, dijualnya ke beberapa supermarket Jabodetabek. Kita juga ekspor pameran-pameran, dan ada permintaan dari luar negeri. Dan 140 jenis olahan pertanian sudah tersertifikasi dan diekspor ke Amerika, Eropa, dan Jepang,” ujarnya.

Meski baru berdiri pada tahun 2022, pembinaan terhadap petani organik terus berkembang. Bahkan, lahan para petani mendapatkan sertifikasi organik sesuai standar Amerika, Eropa, dan Jepang. Kesuksesan Mitra Organik tidak terlepas dari Program Desa Sejahtera Astra. PT Astra Internasional mendukung dengan melakukan pembinaan dan pendanaan dalam mewujudkan kesejahteraan petani organik.

“Kami berharap petani yang belum mendalami dunia organik untuk membudayakan organik. Yang belum bergabung akan makin banyak yang mau ikut. Kalau ada pasarnya, pendapatan petani akan meningkat. Ditambah dengan wisata organik yang mulai dikenal hingga internasional,” katanya.

Selain pertanian, konsep yang dikembangkan di lokasi ini oleh Yayasan Mitra Organik memadukannya dengan agrowisata. Di sini wisatawan bisa menikmati rimbunnya hutan pinus hingga trekking mengelilingi perkebunan. Di ujung perjalanan, wisatawan disambut oleh air terjun Curug Pinus. Di sana wisatawan bisa menikmati segarnya air dari kaki Gunung Salak. Selain pertanian, DSA Mitra Organik juga memberdayakan hasil pertanian melalui UMKM yang terintegrasi dengan lokasi wisata.

“Wisata ini nantinya akan dinamakan Argo Foresthree. Ada guiding di hutan pinus yang nantinya wisatawan membuka lowongan pekerjaan masyarakat sekitar. Beberapa edukasi bagaimana menciptakan dan melestarikan hutan yang bersertifikasi organik, termasuk sampah-sampah plastik dan lainnya,” kata Kang Tyo.