Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, telah kembali tampil di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 setelah absen hampir satu dekade. Saat berpidato di New York, mikrofon yang digunakan tiba-tiba mati, mengganggu momen pentingnya. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menjelaskan bahwa bukan gangguan teknis yang menyebabkan hal tersebut, melainkan aturan prosedural mengenai batas waktu. Setiap negara diberi waktu lima menit untuk berpidato, dan jika melebihi waktu tersebut, mikrofon akan dimatikan.
Meskipun mikrofon mati, Presiden Prabowo tetap bisa menyampaikan pesannya dengan jelas kepada para delegasi di Sidang Majelis Umum. Insiden yang terjadi juga dialami oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, yang pidatonya juga terputus karena melebihi batas waktu. Pembahasan isu Palestina pada forum yang dipimpin oleh Prancis dan Arab Saudi dihadiri oleh 33 pemimpin negara serta perwakilan organisasi internasional.
Prabowo kembali aktif dalam forum internasional ini setelah hampir sepuluh tahun absen. Meskipun insiden mikrofon terjadi, pidato Presiden Prabowo tetap mendapat perhatian karena menegaskan komitmen Indonesia dalam mendukung perdamaian dunia. Keikutsertaannya dalam forum ini juga menunjukkan dukungan terhadap penyelesaian konflik Palestina melalui pendekatan solusi dua negara. Kinidulama situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
