Memasuki tahun ajaran baru, banyak orang tua yang antusias mengantar anaknya ke sekolah, terutama bagi mereka yang baru pertama kali menginjakkan kaki di jenjang sekolah dasar (SD). Di lingkungan sekolah, anak-anak tidak hanya belajar, tetapi juga bermain dan berinteraksi dengan teman-temannya, termasuk saat beristirahat dan jajan di kantin sekolah. Meski demikian, orang tua perlu memberikan perhatian khusus terhadap kebiasaan jajan anak di sekolah. Pasalnya, anak-anak kerap memilih makanan atau minuman hanya karena tampilan yang menarik atau rasa yang manis, tanpa memerhatikan kandungan gizinya. Salah satu yang paling banyak diminati adalah minuman manis berwarna. Minuman manis berwarna umumnya mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi. Apabila dikonsumsi secara berlebihan, jenis minuman ini dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari gangguan berat badan hingga penyakit kronis. Risiko-risiko kesehatan ini perlu diwaspadai oleh orang tua, terutama dalam hal:
1. Meningkatkan risiko obesitas: Minuman kemasan manis umumnya mengandung fruktosa, jenis gula sederhana yang cepat dicerna tubuh. Hal ini membuat rasa kenyang tidak bertahan lama sehingga anak-anak cenderung mengonsumsinya secara berlebihan. Konsumsi fruktosa berlebih juga dapat memicu resistensi hormon leptin, yang berperan dalam mengendalikan rasa kenyang, sehingga meningkatkan risiko obesitas.
2. Berisiko menyebabkan diabetes: Asupan fruktosa berlebih dapat meningkatkan resistensi insulin pada tubuh, yang berperan menjaga kadar gula darah normal. Resistensi insulin ini meningkatkan risiko terjadinya diabetes di usia dini.
3. Berpotensi menyebabkan penyakit liver: Konsumsi fruktosa dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati dan berpotensi menyebabkan Nonalcoholic Fatty Liver Disease (NAFLD), yang jika tidak ditangani dengan baik dapat berkembang menjadi kerusakan hati serius.
4. Berpotensi menimbulkan kecanduan: Gula berlebih dalam minuman manis dapat memicu rasa senang dan dorongan untuk terus mengonsumsi makanan atau minuman manis, menimbulkan efek kecanduan.
5. Menimbulkan kerusakan gigi: Konsumsi minuman manis berwarna tinggi gula dapat merusak gigi, terutama pada minuman bersoda. Konsumsi minuman manis sebaiknya dibatasi selama jam makan utama.
6. Meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal: Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi minuman manis, terutama yang mengandung soda dan pemanis buatan, berhubungan dengan risiko pembentukan batu ginjal.
7. Meningkatkan risiko penyakit jantung: Konsumsi fruktosa berlebih dapat menyebabkan peradangan dan penumpukan lemak di jantung, meningkatkan risiko penyakit jantung di kemudian hari.
8. Berisiko menyebabkan kanker: Konsumsi minuman manis berlebih telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker, khususnya kanker payudara. Batasi konsumsi minuman manis sejak dini pada anak-anak untuk mencegah risiko kesehatan yang tidak diinginkan. Pastikan anak mendapatkan pola makan dan minum yang sehat, serta konsultasikan dengan tenaga medis profesional. Dengan pengawasan yang baik, diharapkan anak-anak dapat tumbuh sehat dan optimal.