Maximo Quiles memulai debutnya di Moto3 pada 30 Maret di GP Amerika Serikat, menjadi pembalap termuda di grid. Meskipun tidak dapat bersaing di dua balapan pertama musim ini, Quiles tampil mengesankan dengan meraih posisi kedua di grid dan posisi kelima dalam balapan. Kembali ke trek setelah cedera, Quiles mencatat pole position pertamanya di Le Mans dan finis ke-7 dalam balapan. Dalam balapan di Silverstone, Quiles meraih podium pertamanya dengan finis di urutan kedua setelah memimpin balapan hingga garis finis, mengalahkan Marc Marquez. Kemenangan pertamanya di Mugello membuat Quiles tetap berada dalam persaingan di musim ini.
Meskipun hanya berusia 17 tahun, Quiles berhasil membuktikan dirinya menjadi pesaing yang tangguh di ajang Moto3. Ia meraih kemenangan pertamanya dengan mengalahkan pembalap yang lebih berpengalaman. Meskipun terkesan dengan kemenangannya, Quiles tetap fokus pada balapan demi balapan tanpa terlalu banyak memikirkan gelar juara di tahun pertamanya. Dengan dukungan dari tim dan mentor seperti Marc Marquez, Quiles berharap dapat memiliki karier yang panjang dan sukses seperti sang idola.
Di podium Mugello, ibu Quiles meneteskan air mata kebanggaan. Quiles juga memuji Marc Marquez dan timnya atas dukungan yang diberikan dalam perjalanan karirnya. Dengan karakter yang kuat dan ambisi tinggi, Quiles bersiap untuk menaklukkan dunia ini dengan nama yang akan diwariskan pada dirinya, ‘Marcximo’ atau ‘Killer’. Dukungan dan semangat dari orang-orang terdekatnya semakin memotivasi Quiles untuk meraih kesuksesan di dunia balap motor.