Analisis Pick Terburuk dalam Sejarah NBA Draft

by -16 Views

Dalam setiap ajang NBA Draft, klub-klub peserta liga selalu memiliki harapan besar untuk menemukan bintang masa depan mereka. Bagi tim yang mendapat hak memilih pertama, peluang untuk mendapatkan pemain potensial seperti LeBron James, Tim Duncan, atau Shaquille O’Neal merupakan daya tarik tersendiri. Namun, kenyataannya tidak semua pilihan pertama berakhir manis. Beberapa pemain bahkan gagal memenuhi ekspektasi yang dibebankan kepada mereka, entah karena cedera, minimnya perkembangan permainan, atau ketidakcocokan gaya bermain mereka di level profesional.

Pemain pilihan pertama terburuk dalam sejarah NBA Draft seringkali dinilai berdasarkan performa, kontribusi terhadap tim, dan siapa saja bintang yang dilewatkan dalam draft tersebut. Di antara deretan pemain ini, terdapat Anthony Bennett (2013 – Cleveland Cavaliers) yang mencatatkan statistik karier yang mengecewakan. Pilihan mengejutkan dari Cavaliers pada NBA Draft 2013 ini menjadi salah satu kegagalan paling nyata dalam sejarah. Bennett hanya bertahan selama empat musim di NBA, tampil dalam 151 pertandingan dan mengoleksi total 658 poin—terendah di antara semua first pick sejak era draft dua putaran. Ia dilepas dari Cleveland setelah musim rookie dan sempat membela beberapa tim lain sebelum akhirnya keluar dari liga pada 2017.

Kwame Brown (2001 – Washington Wizards) juga merupakan salah satu pemain pilihan pertama yang dianggap gagal. Meskipun memiliki statistik karier yang lebih baik daripada Bennett, Brown dinilai belum siap secara mental dan fisik. Performa awalnya jauh dari harapan dan hanya tampil sebagai cadangan pada sebagian besar pertandingan musim debutnya. Di draft yang sama, Wizards melewatkan pemain seperti Pau Gasol, Tony Parker, dan Joe Johnson.

Michael Olowokandi (1998 – Los Angeles Clippers), Greg Oden (2007 – Portland Trail Blazers), Pervis Ellison (1989 – Sacramento Kings), Markelle Fultz (2017 – Philadelphia 76ers), Andrea Bargnani (2006 – Toronto Raptors), dan Deandre Ayton (2018 – Phoenix Suns) juga merupakan contoh pemain pilihan pertama yang dianggap tidak memenuhi ekspektasi.

Menjadi pemain terbaik dalam NBA Draft, terutama pada urutan pertama, selalu penuh risiko. Potensi, kesiapan fisik, mental, dan keberuntungan menjadi faktor-faktor penting dalam menentukan kesuksesan seorang pemain di level profesional. Keputusan tim yang berani kadang-kadang berakhir salah langkah, namun draft juga menjadi pengingat bahwa pencapaian di tingkat perguruan tinggi belum tentu menjamin kesuksesan di NBA. Oleh karena itu, draft tidak hanya tentang bakat, tetapi juga tentang kesiapan fisik, mental, dan faktor keberuntungan yang dapat memengaruhi karier seorang pemain di masa depan.

Source link