Kasus penganiayaan dan rasisme di Halte Transjakarta Tanjung Duren, Grogol Petamburan, Jakarta Barat, berhasil diselesaikan dengan damai pada Senin. Setelah kedua belah pihak, korban dan pelaku, mengadakan pertemuan di Polsek Grogol Petamburan, keduanya sepakat untuk menyelesaikan masalah tersebut melalui keadilan restoratif. Menurut Kepala Unit Reserse Kriminal, AKP Aprino Tamara, pelaku aksi tersebut mengaku sedang emosional dan terburu-buru saat kejadian karena sedang menjemput bantuan sosial bulanan. Dia juga mengalami tekanan kebutuhan ekonomi yang membuatnya melakukan tindakan tersebut.
Pelaku, yang seorang lanjut usia dan tinggal sendirian di Jakarta, telah meminta maaf kepada korban dan kondisinya telah dipastikan tidak mengalami gangguan jiwa setelah menjalani tes kejiwaan. Kasus ini tidak akan dilanjutkan ke tahap penuntutan maupun ke pengadilan, sehingga pelaku telah dibebaskan setelah membuat permintaan maaf kepada korban. Kejadian ini terjadi di dalam bus Transjakarta dimana korban dipukul dan diinjak oleh pelaku sebelum diteriaki sebagai “teroris” saat keluar dari halte bus.
Meski pelaku telah meminta maaf dan kasus ini dianggap selesai, pihak kepolisian masih melanjutkan penyelidikan untuk mengungkap identitas pelaku yang sebelumnya terekam dalam video viral. Korban juga telah membuat laporan polisi setelah kejadian yang menghebohkan ini. Meskipun kasus ini telah diselesaikan secara damai, kepolisian terus memantau perkembangan dan memberikan peringatan kepada masyarakat untuk melaporkan segala bentuk ketidaknyamanan atau kejahatan di fasilitas umum.
