Kritik terhadap manuver Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, Romahurmuziy atau Rommy menjelang Muktamar semakin banyak dilontarkan oleh para kader partai. Masalahnya, manuver Rommy dianggap terkait dengan kemunculan isu pengambil alihan PPP oleh pengusaha nasional Andi Syamsuddin Arsyad atau Haji Isam. Kader PPP tidak terima dengan manuver Rommy yang dinilai mencoba menjadikan partai sebagai objek tawaran. Bahkan, di tingkat DPC Jakarta Barat, Ketua Wahyudin menyindir manuver tersebut sebagai bentuk komoditas jualan yang merendahkan martabat partai. Wahyudin juga mengingatkan tentang masa lalu PPP DKI Jakarta yang dipaksa untuk mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dalam Pilkada Jakarta 2017, sebagai contoh nyata bagaimana manuver Rommy bisa merugikan partai. Selain itu, keberhasilan PPP dalam meraih kursi legislatif, baik di tingkat DPRD DKI Jakarta maupun DPR RI, juga terus tercoreng akibat aksi-aksi kontroversial yang melibatkan Rommy. Para kader PPP menilai bahwa Rommy tidak memiliki kapasitas moral untuk memimpin partai ini dan berharap agar para muktamirin dapat menentukan arah yang lebih baik bagi PPP di masa depan.
Kehebohan Politik: Partai Ulama dalam Dunia Bisnis
