Pada Senin, 5 Mei 2025, Kepala Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir, mengumumkan mobilisasi puluhan ribu tentara cadangan untuk memperluas operasi militer di Jalur Gaza. Langkah ini diambil sebagai lanjutan dari komitmen Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk melanjutkan perang. Seruan damai dari berbagai pihak di Israel tidak membuahkan hasil, seiring meningkatnya keinginan untuk membebaskan tawanan Israel yang ditahan di Gaza. Konflik ini telah menelan korban jiwa yang tragis, dengan lebih dari 50.000 warga Palestina tewas, mayoritas di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Lebih dari 117.200 orang terluka, sebagian besar mengalami luka permanen yang mengubah kehidupan mereka secara drastis. Selain itu, infrastruktur Gaza mengalami kerusakan luas, dengan lebih dari 360.000 bangunan rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat, termasuk rumah penduduk, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas vital lainnya. Dampak langsung dari kehancuran ini adalah pengungsian massal, di mana lebih dari 1,7 juta warga Palestina terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk mencari perlindungan. Situasi di tempat penampungan sementara adalah penuh sesak dan sanitasi yang buruk, dengan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang mengancam kesehatan dan kesejahteraan para pengungsi.
Israel Perluas Perang Gaza dengan Peningkatan Tentara Cadangan
