Di zaman digital yang tengah berkembang pesat saat ini, kita telah terbiasa mengkonsumsi berbagai konten digital tanpa henti mulai dari video pendek, meme lucu, hingga berita terkini yang sedang viral. Fenomena “brain rot” muncul sebagai hasil dari konsumsi konten digital dangkal yang kurang memberikan nilai edukasi, terutama pada generasi muda seperti Gen Z dan Gen Alpha. Gejala ini ditandai dengan penurunan kemampuan berpikir, kesulitan berkonsentrasi, dan kehilangan motivasi akibat paparan konten ringan secara berlebihan.
Meskipun terdengar mengkhawatirkan, brain rot sebenarnya bisa diatasi. Dengan mengelola penggunaan digital secara bijak, kita dapat mencegah dan meredakan gejala ini. Penting untuk memahami dampak brain rot terlebih dahulu sebelum mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah tersebut.
Beberapa efek buruk penggunaan digital yang berlebihan yang bisa memicu brain rot antara lain penurunan fungsi otak, masalah emosional, dan dampak negatif pada hubungan sosial. Konten digital yang hanya mengandalkan hiburan instan membuat otak terbiasa dengan informasi dangkal, sehingga kemampuan fokus dan pemikiran kritis dapat terganggu.
Untuk menghindari dampak buruk brain rot, ada beberapa langkah sederhana yang bisa diterapkan, mulai dari mengatur durasi penggunaan, memilih konten yang bernilai, menggunakan fitur bawaan smartphone, menjauhkan gadget sebelum tidur, membangun koneksi dengan lingkungan sekitar, hingga melatih otak dengan aktivitas menantang seperti permainan strategi atau pembelajaran hal baru.
Dengan menerapkan langkah-langkah tersebut, kita dapat mengurangi risiko terkena brain rot dan menciptakan lingkungan digital yang lebih sehat dan positif. Hal ini akan membantu kita untuk tetap produktif, fokus, dan terhindar dari dampak negatif konsumsi konten digital yang berlebihan.