Tragedi Kematian Jurnalis 2024: Israel Bertanggung Jawab?

by -13 Views

Pada tahun 2024, jumlah jurnalis yang terbunuh di seluruh dunia mencapai rekor, menurut data yang dirilis oleh Committee to Protect Journalists (CPJ). Israel memegang tanggung jawab atas hampir 70 persen kematian jurnalis, dengan setidaknya 124 jurnalis terbunuh di 18 negara. Konflik internasional, kerusuhan politik, dan kriminalitas menjadi faktor utama dalam peningkatan angka kematian tersebut.

Perang Israel di Gaza menjadi pemicu peningkatan pembunuhan global, terutama dengan 85 kematian jurnalis yang semuanya terjadi di tangan militer Israel. Selain itu, Sudan dan Pakistan juga mencatat jumlah tertinggi kedua dalam kematian jurnalis, dengan masing-masing enam orang terbunuh.

CEO CPJ, Jodie Ginsberg, menyebut periode ini sebagai waktu paling berbahaya bagi jurnalis dalam sejarah CPJ. Peningkatan pembunuhan jurnalis bukan hanya terjadi di Gaza, tapi juga menyebar ke berbagai negara seperti Sudan, Pakistan, Haiti, Meksiko, dan lainnya. CPJ menekankan pentingnya perlindungan terhadap jurnalis di zona konflik, serta meminta akuntabilitas atas kematian mereka.

Timur Tengah dan Afrika Utara tetap menjadi wilayah dengan jumlah kematian jurnalis tertinggi, mencakup lebih dari 78 persen total kematian global. Suriah sendiri mencatat empat kematian jurnalis setelah penggulingan Bashar al-Assad, menandai kembalinya serangan mematikan di negara itu.

CPJ membuat beberapa rekomendasi, termasuk pembentukan satuan tugas investigasi internasional untuk kejahatan terhadap jurnalis. Pada tahun 2025, sudah enam jurnalis dan pekerja media terbunuh dalam beberapa minggu pertama. Masalah ini menggarisbawahi pentingnya kebebasan pers dan perlindungan terhadap jurnalis dalam menjalankan tugas mereka.