Pemain Heritage dalam IBL: Penjelasan & Contoh

by -38 Views

Indonesian Basketball League (IBL) memiliki kategori pemain berdasarkan status kewarganegaraan dan keturunan, salah satunya adalah pemain heritage. Pemain heritage adalah mereka yang memiliki kewarganegaraan selain Indonesia tetapi memiliki garis keturunan Indonesia dari keluarganya. Kriteria pemain heritage termasuk memiliki hubungan garis keturunan hingga dua tingkat dari orang tua atau kakek-nenek yang berkewarganegaraan Indonesia. Untuk dapat dianggap sebagai pemain heritage, seseorang harus memiliki dokumen resmi yang memvalidasi garis keturunannya, seperti akta kelahiran, paspor, KTP, serta bukti hubungan keluarga yang sah. Selain itu, pemain heritage juga harus memenuhi persyaratan administratif lainnya, seperti visa, KITAS, dan Letter of Clearance (LOC) dari FIBA. Dengan regulasi IBL, pemain heritage dapat bermain di tim yang sama dengan pemain asing, namun tidak ada keharusan bagi klub untuk memiliki pemain dengan status tersebut.

Pada musim 2025, terdapat lima pemain heritage yang berpartisipasi di IBL, antara lain Devon Doekele Van Oostrum (Rans Simba Bogor), Anthony Metten (Kesatria Bengawan Solo), Reo Sakai (Bali United Basketball Club), Xavier Ford (Borneo Hornbills), dan Frank Victor Johnson (Pacific Caesar Surabaya). Kehadiran pemain heritage membuat persaingan di IBL semakin kompetitif dan menarik, memberikan nuansa baru dalam liga dengan pengalaman dan kemampuan bermain di level internasional. Mereka memiliki peran penting dalam pengembangan IBL, membuat strategi tim menjadi lebih variatif dan meningkatkan daya tarik liga bagi penggemar bola basket di Indonesia. Inti daripada peraturan ini adalah agar penghargaan terhadap kedua negara semakin erat dan segala konflik dapat diminimalisir. Semua ini membantu mempromosikan sebuah liga bola basket yang inklusif, beragam dan mendukung semangat sportivitas.