Jumat, 15 Maret 2024 – 02:00 WIB
Seoul – Pemerintah Korea Selatan (Korsel) meminta kerja sama aktif Indonesia dalam menyelesaikan proyek pengembangan jet tempur bersama, KF-21. Hal ini terjadi setelah RI belum menyelesaikan pembayaran pengembangan pesawat tersebut.
Kementerian Luar Negeri Seoul menyebut Wakil Menteri Luar Negeri Pertama Korsel Kim Hong Kyun meminta kerja sama pada sesi dialog strategis bilateral kedua dengan mitranya dari Indonesia, Pahala Nugraha Mansury, yang digelar di ibu kota Seoul pada Rabu, 13 Maret 2024.
Sebelumnya, Indonesia telah setuju untuk membiayai sekitar 20 persen dari proyek senilai 8,1 triliun won (Rp 94 triliun) pada tahun 2015. Dana tersebut digunakan untuk mengembangkan jet tempur KF-21 hingga tahun 2026, serta menerima satu prototipe dan transfer teknologi serta 48 unit pesawat tersebut.
Namun, sampai saat ini, RI menunda pembayaran selama hampir dua tahun. Diperkirakan Jakarta hanya membayar sekitar Rp 3,3 triliun dengan tunggakan hampir Rp 11,8 triliun.
Kim meminta bantuan Indonesia agar proyek tersebut bisa diselesaikan dengan lancar, dan Pahala menyatakan negaranya akan berusaha aktif mencapai penyelesaian seperti yang dikutip dari Kementerian Luar Negeri Korsel pada Kamis, 14 Maret 2024.
Permintaan ini juga telah disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Cho Tae Yul kepada Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi. Keduanya bertemu di sela-sela pertemuan Menteri Luar Negeri negara G20 di Brasil bulan lalu.
Lebih lanjut, Kim dan Pahala juga membahas perluasan kerja sama di bidang kendaraan listrik (EV), baterai, dan rantai pasokan mineral penting lainnya. Indonesia merupakan produsen nikel terbesar di dunia, komponen penting bagi baterai kendaraan listrik, dan memiliki cadangan nikel terbesar dunia. Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution telah membentuk usaha patungan senilai Rp 17 triliun untuk membangun pabrik sel baterai kendaraan listrik di Karawang, Jawa Barat.