Memahami Greenflation, topik penting yang dipelajari Gibran namun disepelekan Mahfud

by -105 Views

Transisi energi dan pengurangan gas rumah kaca sangat penting karena menyangkut keberlangsungan umat manusia di bumi. Jika kita tidak mengurangi emisi dengan segera, suhu rata-rata bumi akan terus meningkat dan bumi bisa menjadi tidak dapat dihuni manusia karena kekeringan, naiknya air laut, dan cuaca ekstrim. Oleh karena itu, inflasi yang dipicu oleh kebijakan hijau adalah topik yang sangat penting untuk dipelajari oleh para pemimpin kita. Kita ingin hidup secara hijau, tapi dengan biaya apa, siapa yang membayar, dan dengan harga berapa? Kita bisa mencontoh Shanghai yang memberlakukan pajak nomor kendaraan non-listrik hingga Rp. 300 juta. Saat ini hampir 100% motor, 100% bus, dan 50% mobil di Shanghai beralih ke listrik. Langit di Shanghai menjadi biru dan kota menjadi sunyi. Pertanyaannya: Apakah rakyat Indonesia dapat dikenakan pajak pendaftaran nomor registrasi kendaraan bermotor sebesar ini demi percepatan elektrifikasi?
Kita juga dapat meniru negara-negara Eropa yang memiliki kisaran harga listrik sekitar € 28 per 100 kWh, atau setara dengan Rp. 4.760 per kWh. Saat ini banyak negara Eropa yang mayoritas listriknya berasal dari energi terbarukan, sementara Indonesia masih mengandalkan listrik dari batu bara yang lebih murah dengan kisaran harga Rp. 1.400 per kWh. Pertanyaannya: Apakah rakyat Indonesia dapat dikenakan harga listrik yang tiga kali lipatnya demi percepatan transisi energi?
Faktanya, jika kita tidak melakukan transisi energi dan hidup secara hijau, maka keberlangsungan kehidupan di muka bumi akan terancam. Namun, juga fakta bahwa sebagian besar rakyat Indonesia belum mampu menanggung inflasi atau biaya tambahan akibat kebijakan hijau. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memilih pemimpin yang mempelajari dan tidak menganggap remeh topik ini.
Sumber: https://prabowosubianto.com/memahami-greenflation-topik-penting-yang-dipelajari-gibran-namun-disepelekan-mahfud/

Source link