Pesan utama yang saya terima untuk menjadi seorang pendekar adalah, ‘rame ing gawe, sepi ing pamrih’. Lakukan banyak pengabdian, jangan menuntut pamrih. Seorang pendekar sejati berbuat untuk orang banyak, berbuat untuk negaranya, bukan untuk dirinya sendiri. Semakin difitnah, semakin dihujat, dan semakin berisi, seorang pendekar tetap tenang, bukan marah. Seorang pendekar sejati tidak mengenal kata dendam. Dia harus membela diri, keluarga, lingkungan, dan negara. Selain itu, pendekar sejati harus bisa mengobati yang sakit, bukan menimbulkan penderitaan. Bangsa yang kuat dan besar tidak akan melupakan sejarahnya. Tidak hanya itu, mereka harus bisa menjaga keutuhan bangsa. Tidak boleh benci dan tidak boleh dendam. Saat dilema, seorang patriot dan pendekar bangsa harus tidak ragu-ragu mengambil tindakan yang dibutuhkan. Salah satu nilai utama seorang pendekar adalah keberanian. Seorang pendekar sejati tidak akan menghormati dendam, dia harus selalu mencari jalan damai. Di samping itu, seorang pendekar harus bisa bekerja sama dengan lawan-lawannya, meski memiliki perbedaan. Sikap-sikap pendekar ini diajarkan secara turun temurun di setiap perguruan pencak silat di Indonesia. Pesan-pesan tersebut juga terdapat dalam buku-buku seperti the Swordless Samurai karya Kitami Masao dan Warrior of the Light karya Paulo Coelho. Kesatria yang sejati adalah mereka yang menjauhkan diri dari kegelapan dan jalan yang penuh dengan keserakahan, kedengkian, iri hati, fitnah, kekejaman, dan kecurangan. Seorang pendekar tidak perlu membuktikan bahwa jalan orang lain salah untuk yakin pada jalan yang ia pilih. Tidak hanya itu, seorang pendekar juga harus bisa menerima bahwa dia tidak sempurna dan tetap mau belajar dan berkembang. Seorang pendekar juga harus percaya bahwa pemikirannya bisa mengubah hidupnya.
Jadilah Pendekar – prabowo2024.net
